Duta Besar Indonesia untuk Australia dan Vanuatu yang baru, Dr Siswo Pramono, menyempatkan untuk bertemu dengan perwakilan organisasi komunitas Indonesia di Sydney. Apa prioritas tugas dan seberapa jauh kita mengenal Beliau?
Ditengah tugas dinas pertamanya di Sydney, Duta Besar Indonesia untuk Australia yang baru Dr Siswo Pramono menyempatkan bertemu dengan beberapa perwakilan dari organisasi komunitas Indonesia di New South Wales.
Acara yang dilangsungkan di Wisma Indonesia di Rose Bay pada 17 Desember ini dibuka oleh Konsul Jenderal RI untuk NSW, Quuensland dan Australia Selatan, Vedi Kurnia Buana.
Resmi dilantik oleh Presiden Jokowi pada 25 Oktober lalu, Dubes Siswo Pramono sebelumnya menjabat sebagai Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) Kementerian Luar Negeri.
Berbicara dengan SBS Indonesian, Dubes RI mengatakan bahwa prioritas tugasnya di Australia adalah di bidang ekonomi.
"Terutama tentu diplomasi ekonomi karena IA-CEPA sudah berlangsung, dan kita ingin ada quick wins untuk itu," ungkap Dr Siswo Pramono.
Alumnus Monash University dan ANU ini juga menyampaikan bahwa dari pengalamannya yang lebih dari 35 tahun dalam dunia diplomasi, budaya adalah tantangan utamanya.
"Diplomasi kan andalan utamanya komunikasi, dan komunikasi adalah aspek budaya yang paling menonjol," ujar Dr Siswo Pramono.
"Paling pertama kita harus bisa menyampaikan pesan.
"Substansi pesannya sama, bisa ekonomi, bisa politik. But how to convey the message, nah itu kita harus perhatikan budaya setempat agar [pesan] bisa masuk dengan baik."
Pria kelahiran Yogyakarta dan besar di Tulungagung ini mengatakan bahwa ia akan mencoba untuk menyempatkan waktu guna melakukan hobinya yang adalah membaca, menulis dan berolahraga, ditengah kesibukan tugas barunya.
Dubes Siswo Pramono juga menyampaikan dirinya pasti akan kerasan berada di Australia.
"Saya suka vegemite," ujarnya, disambung tawa.
"Rasanya seperti durian dicampur petis."
Dengarkan wawancara selengkapnya di podcast SBS Indonesian.