Bagi sebagian masyarakat Indonesia, sesajen tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sosial dan spiritual. Sesajen biasanya terdiri dari rangkaian makanan, buah, hingga tembakau dan minuman, berperan sebagai bentuk keramahan masyarakat terhadap alam.
Dalam pekan terakhir, sesajen menjadi polemik di INdonesia, karena video yang viral menunjukkan tindakan seseorang, yang sepertinya tidak setuju dengan pemberian sesajen, menendang dan membuang sesajen warga di kawasan bencana Gunung Semeru, Jawa Timur.
Di sisi lain, sesajen sebenarnya harus dipahami sebagai tindak kearifan masyarakat, dalam "berdialog" dengan alam, termasuk apa yang dipercaya hidup berdampingan dengan manusia pada dimensi yang berbeda. Antropolog Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Dr Y Argo Twikromo membahas peran dan posisi sesajen dalam masyarakat, melalui perbincangan berikut ini.
Argo meminta, sesajen sebaiknya tidak disalahpahami sebagai bentuk penyembahan kepada kekuatan tertentu. Sesajen lebih merupakan cara masyarakat bersikap ramah terhadap alam. Setiap daerah di Indonesia, memiliki tradisi ini dalam bentuk yang berbeda-beda, karena pada prinsipnya, tradisi pemberian sesajen sudah ada sejak sebelum agama masuk ke Nusantara.