Waktu tunggu proses kewarganegaraan Australia membengkak menjadi beberapa bulan lebih lama, memunculkan kekhawatiran bahwa mereka yang mengajukan permohonan harus menunda rencana kehidupannya.
Berdasarkan data dari Departemen Dalam Negeri, tiga per empat dari calon warga negara harus menunggu hingga 13 bulan untuk mengetahui keputusan atas permohonan mereka.
Rata-rata lamanya waktu pemrosesan aplikasi memakan tiga bulan lebih lama dibandingkan dengan Oktober tahun lalu.
Sembilan dari sepuluh pelamar mendapatkan keputusan terkait pengajuan permohonan kewarganegaraan mereka dalam waktu 16 bulan, lebih lama dibandingkan dengan di bulan Oktober yang memakan waktu 14 bulan.
Situasi yang memburuk ini menyusul pengurangan ratusan karyawan bagian pemrosesan, meledaknya jumlah aplikasi yang diajukan, serta pemindahan sistem ke sistem otomatisasi.
Senator Partai Buruh Nick McKim menyampaikan bahwa keterlambatan ini menggambarkan kurangnya penghargaan terhadap calon warga negara, dengan menyalahkan pengaturan pengurangan karyawan sebagai penyebabnya.
Senator McKim mengatakan bahwa penundaan ini mempengaruhi keputusan-keputusan penting dalam hidup seperti tentang pekerjaan, perumahan, serta pendidikan.
Tasmanian Greens senator Nick McKim.
AAP
"Masyarakat ingin dapat mengatur rencana kehidupan mereka, dan hal ini tidak dapat dilakukan oleh beberapa orang karena adanya penundaan ini," ujarnya pada AAP.
"Mereka yang hendak membuat komitmen penting dengan Australia dengan menjadi warga negara seharusnya dihargai dengan memproses aplikasi mereka dalam jangka waktu yang sewajarnya."
Membengkaknya waktu tunggu ini terjadi karena pemerintahan Turnbull memperketat proses kewarganegaraan, termasuk menambah periode tunggu bagi penduduk tetap untuk dapat menjadi warga negara menjadi empat tahun.
Salah seorang juru bicara Departemen Dalam Negeri mengatakan bahwa setiap tahunnya terdapat penambahan jumlah pemohon kewarganegaraan, dan mereka memiliki tanggung jawab untuk menilai setiap lamaran tersebut secara menyeluruh.
"Menyelesaikan masalah-masalah kompleks ini seringkali tidak dapat secara langsung ataupun cepat, karena pembuat keputusan dihadapkan dengan serangkaian keadaan yang unik untuk masing-masing kasus yang ada," kata juru bicara itu.
Departemen Dalam Negeri telah mengalokasikan lebih dari 100 juta dolar untuk merombak proses visa dan kewarganegaraannya, dimana sebagian besar kategori mengalami pertumbuhan sebanyak dua digit.
Hadir di hadapan sidang Senat tahun lalu, Menteri Dalam Negeri Michael Pezzullo mengakui waktu tunggu kemungkinan akan memburuk karena departemennya menargetkan proses otomatisasi berskala besar.
Membenarkan keputusan untuk memecat seanyak 355 petugas, Mr Pezzullo mengatakan bahwa beralih ke otomatisasi - tidak lagi memperkerjakan lebih banyak petugas untuk memproses data dalam bentuk kertas - merupakan satu-satunya cara untuk mengatasi beban kerja yang ada.
Namun Brooke Muscat-Bentley, dari serikat pekerja sektor publik, menyampaikan bahwa aneh bagi pemerintah federal untuk terus memotong jumlah petugas pemroses aplikasi, mengingat adanya peningkatan yang stabil dalam jumlah aplikasi.
Petugas harus berhadapan dengan pelanggan yang frustasi dan cemas, serta beban kerja yang semakin sulit.
"Menempatkan sistem di bawah banyaknya tekanan yang tidak perlu, tidak menguntungkan siapa pun," ujarnya.
Serikat pekerja khawatir pemerintah "sengaja memperlambat" pemrosesan kewarganegaraan sebagai dalih untuk memprivatisasi tugas ini, seperti yang mereka lakukan dengan pemrosesan visa.