Latest

Kasus COVID Terus Turun, tapi AMA Peringatkan Gelombang Berikutnya Bisa Jadi 'Kabar Buruk' bagi Australia

Berikut ini adalah pembaruan mingguan terkini terkait COVID-19 di Australia.

BRISBANE DAILY LIFE

People posing for photographs at the Mt Coot-tha Lookout over looking the city of Brisbane. (file) Source: AAP / DARREN ENGLAND/AAPIMAGE

Poin utama
  • Para peneliti dari University of Queensland menghubungkan COVID-19 dengan kerusakan jantung
  • TGA menyetujui sementara vaksin Pfizer untuk anak-anak berusia enam bulan hingga di bawah lima tahun
  • WHO melaporkan penurunan kasus dan kematian global mingguan baru untuk COVID
New South Wales dan Victoria melaporkan penurunan jumlah infeksi baru, rawat inap, kematian, dan rawat ICU terkait COVID-19 untuk pekan yang berakhir 6 Oktober dibandingkan dengan pekan lalu.

NSW Health mengatakan indikasi awal menunjukkan infeksi BA.2.75 meningkat di negara bagian tersebut.

Namun, rata-rata rawat inap selama tujuh hari di negara bagian itu merupakan yang terendah sejak awal tahun ini. Jumlah ini diperkirakan akan tetap rendah selama beberapa minggu ke depan.
Para peneliti dari University of Queensland mendapati bahwa COVID-19 merusak jantung.

Mereka menunjukkan bahwa COVID tidaklah 'seperti flu'.

Presiden Asosiasi Kedokteran Australia (AMA) Steve Robson mengatakan Australia terlalu dini melonggarkan isolasi COVID-19.

"Semua tanda-tandanya adalah bahwa kita mengantisipasi gelombang COVID berikutnya. Jika kita mengalami gelombang berikutnya selama musim liburan, maka itu menjadi berita buruk bagi negara karena kita tidak dapat mengatasi backlog itu," katanya kepada AAP.

Therapeutic Goods Administration telah menyetujui ementara dosis vaksin Pfizer anak-anak bagi yang berusia enam bulan hingga di bawah lima tahun.

Vaksin tersebut sekarang akan ditinjau oleh Australian Technical Advisory Group on Immunisation (ATAGI) sebelum direkomendasikan kepada menteri kesehatan federal untuk disetujui.

Vaksin COVID-19 Moderna tetap menjadi satu-satunya vaksin yang disetujui untuk anak-anak dalam kelompok usia ini yang tergolong rentan.

TGA telah mengijinkan Moderna untuk mengajukan permohonannya untuk vaksin bivalen yang menarget virus asli dan subvarian BA.5/BA.4 Omicron.
TGA mengatakan akan meninjau uji klinis pada manusia untuk vaksin sebelum memberikan persetujuan sementara.

Australia telah menyetujui penggunaan vaksin Moderna yang menarget virus asli dan subvarian BA.1 Omicron sebagai vaksin ketiga dan keempat bagi seseorang berusia 18 tahun ke atas.

Queensland, Victoria, dan Australia Barat telah menutup fasilitas karantina untuk menampung kasus positif COVID-19.

Lebih dari $ 1 miliar dihabiskan guna membangun fasilitas yang didirikan khusus selama pandemi ini.

Jumlah kasus dan kematian COVID-19 mingguan baru terus menurun secara global.

Pada hari Kamis, Organisasi Kesehatan Dunia melaporkan 8.300 kematian untuk pekan yang berakhir 2 Oktober, 12 persen dari minggu sebelumnya.

Jumlah tertinggi kasus mingguan baru itu dilaporkan dari Jerman, AS, Jepang, Cina, dan Prancis.



Temukan klinik untuk Long COVID:
Temukan klinik tes COVID-19:
Daftarkan hasil tes RAT Anda di sini, jika positif:
Berikut ini beberapa bantuan untuk mengetahui istilah-istilah COVID-19 dalam Bahasa Indonesia.

Baca semua informasi seputar COVID-19 dalam Bahasa Indonesia di portal virus corona SBS.

Dengarkan SBS Indonesian 
setiap hari Senin, Rabu, Jumat dan Minggu jam 3 sore.
Ikuti kami di Facebook 
dan jangan lewatkan podcast kami.

Share

Published

Source: SBS

Share this with family and friends


Follow SBS Indonesian

Download our apps
SBS Audio
SBS On Demand

Listen to our podcasts
Independent news and stories connecting you to life in Australia and Indonesian-speaking Australians.
Ease into the English language and Australian culture. We make learning English convenient, fun and practical.
Get the latest with our exclusive in-language podcasts on your favourite podcast apps.

Watch on SBS
SBS Indonesian News

SBS Indonesian News

Watch it onDemand
Kasus COVID Terus Turun, tapi AMA Peringatkan Gelombang Berikutnya Bisa Jadi 'Kabar Buruk' bagi Australia | SBS Indonesian