Arian Pearson adalah pria Yolngu yang tinggal di Yirrkala di East Arnhem Land di Northern Territory.
Seniman dan musisi ulung, yang juga berdarah Makassar ini, mengatakan keluarganya menyadarkannya akan hubungan dagang nenek moyangnya yang sudah berjalan lama.
“Melalui lirik lagu dan cerita dari keluarga saya, [saya telah belajar] bahwa ada hubungan dengan Macassan bahkan hingga 400 tahun yang lalu,” kata Mr Pearson kepada SBS Indonesian.
Namun, dia mengatakan banyak orang Australia dan Indonesia yang tidak menyadari betapa kuat dan dalamnya hubungan antara kedua bangsa ini.
Highlight
- Perdagangan antara Penduduk Asli Australia dan orang Makassar di Indonesia sudah ada sejak 400 tahun yang lalu
- 'Ini adalah bagian dari budaya kita dan akan selalu begitu,' kata seniman Yolngu Arian Pearson
- Sebuah acara yang menandai berakhirnya NAIDOC Week merayakan budaya bersama antara orang Yolngu Australia dan orang Makassar di Indonesia
Umumnya dikenal oleh penduduk asli Australia sebagai Macassans, para pedagang pelaut dari Makassar di pulau Sulawesi Indonesia telah mencapai Australia utara setidaknya pada abad ke-18.
Berlayar dengan perahu pinisi, orang Makassar datang untuk menangkap ikan dan berdagang dengan orang Yolngu untuk mendapatkan teripang.
Seiring dengan berjalannya waktu, kehadiran orang Makassar memberikan pengaruh terhadap bahasa dan cara hidup masyarakat Yolngu, dan ada bukti bahwa mereka membawa logam ke Australia dan melakukan perkawinan campuran.
Hubungan erat antara kedua bangsa ini masih tercermin dalam budaya masyarakat Yolngu saat ini.

Pinisi (or phinisi) boat is a type of two-masted schooner built by the Bugis of South Sulawesi. The Macassan people sailed with it to Arnhem Land in the Northern Territory in the 1700s. Source: Getty Images/Velvetfish
“Yolngu benar-benar mendokumentasikan kunjungan ini dan membuat lagu tentangnya, dan juga tarian, dan itu menjadi bagian dari budaya kami,” kata Mr Pearson.
'Centuries of Friendship'
Tarian yang dimaksud Mr Pearson itulah ditampilkan dalam sebuah acara bertajuk 'Centuries of Friendship' yang diadakan di Sydney pada hari Sabtu lalu.
Diselenggarakan oleh Indonesian Community Council NSW dengan dukungan dari Australia Council for the Arts, acara ini merayakan hubungan antara masyarakat Yolngu dan Makassar melalui pertunjukan lagu, musik dan tarian.
“Beberapa tarian adalah tentang beberapa barang yang mereka bawa — Makassan," Mr Pearson menjelaskan. "Jadi barang-barang seperti bawang putih, kain - mereka memberi kami warna yang berbeda - juga tembakau, asam, dan hal-hal lain."
Suhandi Kosasih, salah satu artistic director acara, mengakui bahwa ide untuk menampilkan keterikatan mendalam antara bangsa Australia dan Indonesia ini telah tercetus bahkan sejak tahun 2015. Kini, bersama dengan Prof Tjut Njak Deviana Daudsjah sebagai co-artistic director, ia berhasil mewujudkan ide ini dengan melibatkan seniman dari kedua budaya.
Hadir pula Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto, yang menggambarkan perayaan tersebut sebagai acara yang "istimewa" karena melanjutkan ikatan kuat yang telah terjalin selama lebih dari 300 tahun.

Yolngu man Arian Pearson (standing, L) performs an Indigenous dance depicting colours that were brought over by Macassan people. Source: KJRI Sydney
"Dan saat ini, kolaborasi, adaptasi, dan kebersamaan merupakan bagian dari semangat untuk memajukan dunia secara umum, serta memajukan kedua negara dan dua kawasan yang telah terjalin sejak lama,” kata Wali Kota.
Ia membawa serta para penampil dari Yayasan Anging Mammiri Makassar yang penampilannya mendapat tepuk tangan meriah dari para penonton yang berkumpul di Verbrugghen Hall di Sydney Conservatorium of Music.
Berbicara tentang bagaimana memperkuat hubungan perdagangan di jaman modern, Mr Pomanto mengklaim bahwa dia baru-baru ini mengadakan pembicaraan dengan anggota parlemen dari Northern Territory. Ia juga menambahkan, kotanya akan menjadi tuan rumah delegasi perdagangan NT pada bulan Oktober mendatang.
Mewakili Perdana Menteri malam itu adalah Menteri Penduduk Asli Australia, Linda Burney.

Kalompoana Pa'rasanganta (the Majestic of My Country) music and dance performance by Makassar's Anging Mammiri Foundation. Source: KJRI Sydney
Ms Burney mengatakan hubungan perdagangan antara orang Yolngu dan Macassans menandai awal interaksi dari orang Aborigin di pantai utara Australia dengan dunia luar.
“Ini meletakkan dasar untuk hubungan person-to-person dan merupakan inti dari hubungan Australia dengan rakyat Indonesia dan persahabatan antara kedua negara kita,” katanya.
Ms Burney juga menyebutkan bahwa waktu pengadaan acara tidak bisa lebih baik lagi mengingat pelaksanaannya bertepatan dengan perayaan Pekan NAIDOC di Australia.

City of Makassar's Mayor Mohammad Ramdhan Pomanto is shown presenting gift to the Minister for Indigenous Australians, Linda Burney on the occasion of the Centuries of Friendship event in Sydney. Source: KJRI Sydney
Centuries of Friendship di Sydney saat Pekan NAIDOC

Acara Budaya Centuries of Friendship pada Minggu NAIDOC
Mengutip tentang acara tersebut, Mr Pearson mengatakan penting agar hubungan erat kedua negara terus berlanjut sehingga dapat diteruskan ke generasi berikutnya.
“Saya pikir dengan lebih banyak mengadakan acara seperti ini, akan menciptakan hubungan yang lebih kuat dengan tidak hanya antara masyarakat Yolngu dan orang Makassar, tetapi juga Australia secara keseluruhan,” katanya.
[Inisiatif ini] adalah tentang mendidik masyarakat bahwa ada sejarah yang belum diceritakan. Sejarah ini merupakan bagian dari budaya kita dan akan selalu begitu.