Setiap nama bisa punya makna, meski ada adagium mengatakan apa lah arti sebuah nama.
Kalau pun tak punya makna, di balik setiap nama manusia pasti punya cerita.
Setiap suku dan daerah di Indonesia punya nama-nama yang khas, yang sering dengan mudah bisa ditebak asal suku seseorang dari namanya.
Orang bernama Rizal hampir selalu bisa dipastikan berasal dari Minangkabau.
Banyak nama orang Minang berasal dari nama-nama Arab, yang mewakili kuatnya pengaruh Islam di Sumatera Barat.
Namun banyak juga nama orang Minang yang di luar pakem. Nama tokoh Islam dan penulis Hamka merupakan singkatan dari Haji Abdul Malik Karim Amarullah.
Muhammad Nur Montesqiu, warga asal Padang yang tinggal Melbourne mengatakan namanya bukan penyederhanaan nama Montesquieu, pemikir Perancis yang terkenal karena ajaran Trias Politika atau pemisahan kekuasaan negara menjadi eksekutif, legislatif dan yudikatif.
"Saya lahir ketika MTQ (Musabaqah Tilawatil Quran) di Medan tahun 1983. Bapak saya memberi nama Montesqiu, perpanjangan dari MTQ," kata Montesqiu yang mendampingi istrinya menempuh pendidikan S3 dari beasiswa LPDP Kementerian Keuangan.
"Dulu MTQ itu peristiwa yang besar, seperti ajang Idol zaman sekarang, tapi membaca Alquran."
Montesqiu mengatakan menurut orang tuanya kalau diartikan Muhammad Nur Montesqiu adalah cahaya Nabi Muhammad ketika membaca Alquran.

Nama Muhammad Nur Montesqiu berasal dari MTQ yang digelar di Medan pada 1983, saat kelahiran Montesqiu. Source: Facebook Muhammad Nur Montesqiu
"Betul kata orang nama adalah doa. Saya sekarang aktif di One Day One Juz, komunitas membaca Alquran satu hari satu juz," kata Montesqiu yang biasa dipanggil Emon.
Ekspresi kekaguman
Orang Minang lainnya yang mendapat nama unik di luar pakem adalah Dale Carnegie, juru masak di restoran Minang Dale La Pau di Melbourne.
Nenek Dale menggemari karya-karya Dale Carnegie, penulis dari Amerika Serikat yang bukunya "How to Win Friends and Influence People" adalah buku pengembangan diri pertama terlaris sepanjang sejarah.
"Ibu saya guru bahasa Indonesia di Bukittinggi, lulusan jurusan sastra, jadi dia banyak membaca segala macam buku," kata Intan Kieflie, ibunda Dale.

Dale Carnegie dan ibunya Intan Kieflie memulai restoran Dale La Pau dari usaha makanan Minang secara pesan antar saat kuncitara (lockdown) di Melbourne 2020. Source: OZIP Magazine/Gandiva Wisanjaka
"Ketika saya mengandung kami ada ide untuk memberi nama Nikita, itu nama hotel yang terkenal di Bukittinggi. Dan kami sering memanggil bayi di kandungan saya dengan nama Kiki."
"Tapi ternyata yang lahir laki-laki, tidak mungkin dinamai Nikita. Ibu saya pun memberi nama Dale Carnegie. Tapi nama panggilan Kiki masih dipakai sampai sekarang," sambung Intan.
Menurut Intan, dari sekian banyak cucu ibunya hanya Dale yang mendapat nama unik.
Ekonom dari Universitas Gajah Mada (UGM) Revrisond Baswir mengatakan banyak orang tua Minang yang memberi nama pada anaknya sebagai ekspresi kekaguman pada suatu hal.
"Ini perlu diilihat dari konteks kehidupan sehari-hari rakyat banyak yang sering memberi nama anak berkaitan dengan hal yang sedang populer, yang mereka persepsikan hebat atau bagus. Nama saya keinggris-inggrisan karena orang tua saya ketika itu bekerja di perusahaan asing, yang banyak stafnya orang asing. Mungkin itu menimbulkan kekaguman," kata Revrisond.
"Pemberian nama anak punya tren, menjadi semacam budaya populer. Orang saling meniru, saling menyamakan kecenderungan satu sama lain. Ini terjadi secara luas, karena nama bukan hanya milik keluarga tapi jadi upaya mengekspresikan beberadaaan dalam komunitas yang lebih besar."
Merekam konteks zaman
Orang tua Revrisond berasal dari Payakumbuh dan merantau ke Pekanbaru untuk bekerja di perusahaan minyak Chevron.
Revrisond lahir tahun 1958 ketika sedang pecah pemberontakan PRRI/Permesta (Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia/Perjuangan Rakyat Semesta) di Sumatera Tengah dan Sulawesi yang dimotori oleh sejumlah perwira tinggi TNI yang tidak puas dengan pemerintahan pusat.
"Nama saya adalah upaya untuk merekam konteks ketika lahir, yaitu Revrisound singkatan dari Revolusi Republik Indonesia Sound, suara revolusi RI," kata Revrisond.
"Dari penamaan itu yang mungkin ingin ditangkap bukan substansi dari peristiwa, tapi lebih kepada suasana, mungkin ketika itu banyak suara tembakan, saya tidak apakah juga banyak terjadi ledakan bom."
Pada awalnya dia merasa tidak ada masalah dengan nama Revrisound sampai kemudian di sekolah dasar mulai mendapat pelajaran bahasa Inggris.

Ekonom UGM Revrisond Baswir diberi nama yang bermakna suara revolusi RI karena lahir saat pecahnya pemberontakan PRRI/Permesta di Sumatera Tengah dan Sulawesi. Source: Facebook Revrisond Baswir
"Serta merta teman saya mengetahui bagian belakang nama saya, jadi saya dipanggil 'Sound... sound' dengan cara penyebutan bahasa Inggris. Saya merasa kurang nyaman, lalu kemudian huruf u saya hapus," kata Revrisond.
"Di generasi saya belum ada akte kelahiran, jadi perubahan nama lebih mudah dilakukan. Di rapor saya berubah jadi Revrisond, saya ubah sendiri, hingga sampai sekarang."
Belajar dari pengalamannya sendiri Revrisond memberi nama anaknya yang lebih lugas dan sederhana.
"Saya namai anak saya yang simpel dan tidak menimbulkan kesalahan tulis dan baca, sehingga mereka nyaman dengan nama mereka. Ini belajar dari nama saya yang banyak menimbulkan masalah karena sering salah tulis, yang terjadi terus sampai sekarang," kata dia.
"Salah tulis pada nama saya huruf d sering hilang. Atau karena tinggal di Jogja, saya dikira orang Jawa dan ditulis Revrisono."
Share
