Protes, Penangkapan di Indonesia Menyusul Tuduhan 'Kecurangan' Pemilu

Polisi menembakkan gas air mata ke kerumunan setelah seorang mantan komandan pasukan khusus militer ditangkap karena diduga berusaha menyelundupkan senjata dalam protes atas terpilih kembalinya Presiden Joko Widodo.

A Muslim activist holds a placard reading 'cheating election opponents' during a mass rally following the announcement of election results in Jakarta, Indonesia, 21 May 2019.

Protests, arrests in Indonesia following election 'cheating' allegations. Source: AAP Image/EPA/ADI WEDA

Polisi Indonesia telah menembakkan gas air mata ke kerumunan pengunjuk rasa di Jakarta Pusat saat demonstrasi menyusul terpilih kembalinya Presiden Joko Widodo.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Indonesia mengumumkan pada hari Selasa bahwa Mr Widodo telah memenangkan 55,5 persen dari lawannya, Prabowo Subianto, yang memperoleh 44,5 persen, mengumumkan hasil ini sehari lebih awal daripada yang dijadwalkan sebagai tanggapan atas meningkatnya kekhawatiran akan protes dan kerusuhan.
Sekitar 1.000 pengunjuk rasa berkumpul di Jakarta pada hari Selasa, dimana tayangan televisi lokal menunjukkan beberapa pengunjuk rasa melemparkan kembang api dan benda-benda lainnya ke polisi anti huru hara.
Mr Prabowo berjanji untuk "terus melakukan upaya hukum yang sejalan dengan konstitusi untuk membela mandat rakyat", sementara direktur hukumnya mengkonfirmasi setelah banyak spekulasi tim mereka akan secara resmi menentang hasil Pemilu di Mahkamah Konstitusi.

Pihak pemerintah telah menolak semua klaim kecurangan dengan alasan kurangnya bukti, tetapi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengkonfirmasi adanya rencana "demonstrasi besar-besaran untuk menyerbu KPU, Bawaslu, parlemen, dan istana negara" menyusul hasil penghitungan.

Presiden Widodo tidak menanggapi ancaman ini pada hari Selasa, melainkan berjanji untuk menjadi pemimpin bagi semua orang Indonesia.

"Kita bersyukur dan bangga bahwa di tengah perbedaan kita, kita telah dewasa dalam menjaga perdamaian," uajrnya dalam kunjungan ke wilayah miskin di ibukota.

Penangkapan tokoh high-profile

Seorang mantan komandan pasukan khusus militer Indonesia juga telah ditangkap karena mencoba menyelundupkan senjata untuk protes menentang pemilihan kembali Presiden Widodo.

Seorang juru bicara militer memberikan konfirmasi kepada media setempat bahwa seorang pensiunan Mayor Jenderal yang hanya disebut sebagai 'S', diyakini sebagai Mayor Jenderal Soenarko, dan dua orang lainnya telah ditangkap karena penyelundupan senjata.
Berbicara kepada media Indonesia pada minggu ini, kepala staf kepresidenan Moeldoko mengatakan Jenderal Soenarko sekarang sedang "diproses".

“Intelijen kami telah menangkap upaya penyelundupan senjata. Tujuan mereka tentunya untuk mengganggu situasi (sekitar protes pemilu),” uajrnya.

“Mereka bisa saja menembak ke kerumunan, membuatnya seolah-olah itu datang dari polisi dan pasukan keamanan militer. Itu akan menjadi pemicu yang akan membuat situasi menjadi kacau."
Outlet berita Indonesia, Coconut Jakarta, melaporkan Jenderal Soenarko sebelumnya juga telah dilaporkan kepada pihak berwenang karena membuat pernyataan 'makar'.

Protes dan kerusuhan direncanakan segera setelah hasil Pemilu diumumkan, dengan kekhawatiran bahwa ketegangan akan meningkat setelah penangkapan Soenarko.

Share

Published

Updated

Source: SBS News

Share this with family and friends


Follow SBS Indonesian

Download our apps
SBS Audio
SBS On Demand

Listen to our podcasts
Independent news and stories connecting you to life in Australia and Indonesian-speaking Australians.
Ease into the English language and Australian culture. We make learning English convenient, fun and practical.
Get the latest with our exclusive in-language podcasts on your favourite podcast apps.

Watch on SBS
SBS Indonesian News

SBS Indonesian News

Watch it onDemand