Dorongan agar Penduduk Non-Warga Negara Miliki Hak Pilih dalam Pemilu Australia

Komite urusan pemilihan parlemen telah didesak agar mempertimbangkan untuk mengijinkan mereka yang memiliki visa tinggal permanen untuk memilih.

Voters cast their ballots in the Tasmanian State Election at Sorell Memorial Hall, Saturday, March 3, 2018. (AAP Image/Rob Blakers) NO ARCHIVING

The electoral committee has been urged to consider allowing non-citizens who have lived in Australia for a year the right to vote. Source: AAP

Sebuah komite parlemen yang meninjau pemilihan federal bulan Mei telah diberi informasi bahwa lebih dari 2,2 juta orang yang tinggal di Australia ditolak memilih karena mereka bukan warga negara.

Desainer grafis kelahiran Perancis, Sylvain Garcia, yang telah tinggal di Australia selama delapan tahun, telah mendesak komite urusan pemilihan untuk memutarbalikkan perubahan hukum yang dibuat pada 1981 yang membatasi hak untuk memilih bagi warga negara, bukan penduduk tetap.

"Saat ini, pada usia 29 tahun, saya merasa lebih Australia daripada Perancis," tulisnya dalam pengajuannya.

"Saya tahu banyak penduduk tetap merasakan hal yang sama dan saya tidak bisa tidak bertanya-tanya mengapa sejumlah banyak orang yang tinggal di Australia ini tidak dapat menjadi bagian dari keputusan yang dibuat untuk negara ini."

Mr Garcia mengutip angka-angka Biro Statistik Australia yang menunjukkan ada 2,2 juta penduduk tetap yang bukan warga negara.

Ia mendapati bahwa dampak terbesar ada di NSW dimana merupakan tempat tinggal dari 36 persen penduduk tetap Australia, dengan 34 persen lainnya di Victoria dan 11 persen di Queensland.

Beberapa orang Inggris yang tinggal secara permanen di Australia, yang bukan warga negara Australia, berhak memilih tetapi mereka harus sudah terdaftar sebelum 26 Januari 1984.

Mr Garcia berniat mengajukan permohonan kewarganegaraan tahun depan agar dapat memilih dalam pemilihan.

"Saya bekerja keras selama bertahun-tahun untuk tinggal di negara ini, untuk mengintegrasikan diri saya dengan masyarakat dan membantu mengembangkan negara yang indah ini secara positif."

Kritikan atas 'pemilihan lebih awal'

Penyelidikan ini akan melihat semua aspek dari pemilihan bulan Mei, termasuk gelombang besar pemilihan awal.

Dalam tiga minggu menjelang pemilihan pada 18 Mei, sebanyak 4,7 juta orang atau hampir sepertiga dari total pemilih memberikan suara mereka. 

Pengacara konstitusional George Williams mengatakan peningkatan ini sangat signifikan hingga ikut mendefinisikan kembali periode kampanye.

"Hasilnya adalah proses pemilihan yang terdistorsi dimana banyak orang memilih wakil mereka berdasarkan informasi yang tidak lengkap," ungkap Profesor Williams dalam keterangannya.

Ia menyarankan untuk mempersingkat periode pra-jajak pendapat dari tiga menjadi dua minggu sejalan dengan New South Wales dan Victoria atau, dalam jangka panjang, memiliki beberapa hari pemilihan atau pemungutan suara online.

Share

Published

Source: SBS News

Share this with family and friends


Follow SBS Indonesian

Download our apps
SBS Audio
SBS On Demand

Listen to our podcasts
Independent news and stories connecting you to life in Australia and Indonesian-speaking Australians.
Ease into the English language and Australian culture. We make learning English convenient, fun and practical.
Get the latest with our exclusive in-language podcasts on your favourite podcast apps.

Watch on SBS
SBS Indonesian News

SBS Indonesian News

Watch it onDemand