Budaya: Pelajar Australia Kembali Tunjukkan Kefasihan Pidato Bahasa Indonesia dalam NAILA 2025

The NAILA 2026 awards ceremony in Brisbane. Credit_ Supplied_AIYA NAILA.jpg

The NAILA 2026 awards ceremony in Brisbane. Credit: Supplied/AIYA NAILA

NAILA 2025 mengusung tema olahraga dan diikuti peserta dari berbagai kategori. Juri Ana Surjanto berharap lomba ini dapat menjadi pemacu minat belajar bahasa Indonesia di Australia yang tengah mengalami penurunan.


Malam penganugerahan the National Australia Indonesia Language Awards (NAILA) 2025 digelar pada Sabtu, 22 November, di The University of Queensland di Brisbane. NAILA adalah kompetisi yang memberikan penghargaan sekaligus mendorong perkembangan pembelajaran Bahasa Indonesia di Australia.

Pada malam penghargaan telah diumumkan para pemenang dalam enam kategori: Early Primary, Upper Primary, Middle, Senior, Tertiary, Executive. Dan perlombaan tahun ini mengusung tema olahraga.
SBS Indonesian mewawancarai salah satu juri NAILA, Ana Surjanto, untuk mengetahui pandangannya terhadap kompetisi ini, pentingnya NAILA dalam memperkuat hubungan Indonesia-Australia melalui diplomasi budaya, dan peran lomba ini di tengah tren penurunan minat pelajar Australia untuk mempelajari bahasa Indonesia.

Dengarkan podcast ini selengkapnya.

Dengarkan SBS Indonesian setiap hari Senin, Rabu, Jumat, dan Minggu jam 3 sore.
Ikuti kami di Facebook dan Instagram, serta jangan lewatkan podcast kami.

Pendengar, telah berlangsung The National Australia Indonesia Language Awards atau

NAILA 2025. NAILA adalah kompetisi yang memberikan penghargaan sekaligus mendorong

perkembangan pembelajaran bahasa Indonesia di Australia pada semua jenjang.

Malam penganugerahan NAILA digelar pada Sabtu dua puluh dua November di The

University of Queensland di Brisbane, di mana diumumkan para pemenang dalam enam

kategori. Tahun ini saya sempat menjadi juri NAILA dan di kesempatan ini saya

berbincang dengan salah satu juri lainnya, yaitu Ana Surjanto. Berikut perbincangan

kami. Mbak Ana, terima kasih sudah meluangkan waktu untuk wawancara ini. Ini

saya harus sebutkan dulu nih kepada pendengar kalau kebetulan tahun ini saya

juga juri NAILA bersama dengan Mbak Ana. Tapi kami berdua menjadi juri di kategori

-yang berbeda ya, betul ya Mbak? -Iya, saya menjadi juri untuk kategori

-early, middle and tertiary [tertawa]. -Dan ini bagaimana nih kesan Mbak Ana

melihat para peserta NAILA yang Anda nilai? Mungkin dari perbandingannya di

antara mereka yang di kategori masing-masing ya?

Iya, seru sekali sih pas melihat mereka itu ya pidato atau presentasi, ada juga

yang praktek langsung loh. Bahkan temanya olahraga ya, ada yang langsung pakai bola

basket atau kayak yang primary category, itu kan yang juaranya Nia Fernandez ya,

dia bahasa Indonesianya juga smooth gitu, lancar, padahal masih anak kecil ya, gitu.

Maksudnya kategori primary itu tadi ya. Dan dia pakai bola basket, jadi interaktif

juga sih dan nunjukin gitu. Maksudnya sambil ngomong pakai bahasa Indonesia,

sambil ngelihatin hobinya dia. Terus, ya itu yang juara satu kemarin.

Dan yang membuat saya pribadi terkesima juga tidak semua diaspora Indonesia

ternyata yang tertarik untuk mendalami bahasa Indonesia begitu ya?

Itu kan orang Australia juga kan yang orang Australia yang tertarik belajar

bahasa Indonesia dan itu luar biasa gitu. Salut sekali kemarin itu anak-anak-- iya

yang bahkan berbagai ini ya, dari seluruh Australia ya, kemarin ada yang dari anak

di sekolah di Perth, di Canberra, di Victoria gitu, anak-anak Australia yang

-tertarik dan belajar bahasa Indonesia. -Ya, sangat menyenangkan melihat mereka

semua sangat antusias ya. Dan ini apa yang paling Mbak Ana nikmati dari pengalaman

-menjadi juri? -Ya, awalnya ya ada yang mengontak gitu

kan. Ya, saya merasa senang karena bisa mendukung program bahasa Indonesia yang

diminati sama dipelajari sama anak-anak Australia di Australia. Dan itu mereka

luar biasa sekali, lancar terus juga smooth. Terus menarik sekali ya, beberapa

juga karena dengan tema olahraga itu ada juga yang menunjukkan itu skillnya dengan

taekwondo. Jadi, jelasin taekwondo itu yang jadi juara pertama juga yang kategori

middle. Itu saya ingat namanya Ella Sullivan. Itu tinggalnya di Canberra.

Kemudian dia mempraktekkan bahwa nanti kalau ada teman-teman Indonesia saya yang

ke Canberra, saya akan tunjukkan cara bermain taekwondo gitu dan itu seru sekali

gitu dan sangat ekspresif juga itu anaknya, terus interaktif gitu. Ya, saya

malah apa ya salut sekali gitu, apa ya? Dan juga anak-anak di sini memang percaya

diri ya, gitu. Itu poin bagus sekali dalam menyampaikannya juga apalagi pakai bahasa

Indonesia tentu saya terkesan dan kagum sama anak-anak Australia yang belajar

bahasa Indonesia dan lancar gitu [tertawa] .

Mungkin saya ingin perjelaskan terlebih dahulu kepada pendengar bahwa metode

penjurianya adalah para peserta memberikan video dua menit, tiga menit, jadi sangat

singkat dan videonya itu lumayan interaktif. Karena di situ para peserta

tidak hanya katakanlah berpidato dalam bahasa Indonesia, tapi juga ada seperti

yang Mbak Ana bilang tadi, ada menunjukkan lagi sedang bermain taekwondo atau sedang

bermain bola atau sebagainya sih, seperti itu. Dan untuk tema olahraga ini pas

tidak nih menurut Mbak Ana untuk konteks Australia?

Itu tepat sekali, terutama tahun ini dan saya jurinya ya karena saya mengetahui ya

budaya di Australia itu rata-rata masyarakatnya memang suka olahraga.

Kemudian juga

beberapa olahraga yang terkenal dan mereka juga sering mendapatkan medali emas ya,

misalnya seperti swimming, berenang gitu. Jadi sangat pas dan keren kalau terutama

juga untuk menjadi sarana diplomasi juga gitu. Dan kebetulan ini kan pakai bahasa

Indonesia ya, jadi sangat bagus sekali ya, tepatlah gitu [tertawa].

Dan ini menurutmu nih Mbak, pentingnya lomba NAILA ini untuk komunitas dan

maksudnya pembelajaran bahasa Indonesia secara umum di Australia ini bagaimana ya?

Karena kan kita tahu ya minat orang Australia untuk mempelajari bahasa

-Indonesia itu sepertinya turun ya? -Betul, Mbak. Saya mendengar kabar itu

kalau ada penurunan pembelajaran bahasa Indonesia tentu sangat sedih ya. Semoga

dengan adanya NAILA ini menjadi penyemangat ya buat anak-anak Australia

yang lain untuk meningkatkan atau terus belajar bahasa Indonesia karena juga biar

sustainable dalam arti Indonesia kan negara tetangga gitu ya. Jadi sudah

selayaknyalah ya kita saling mengenal itu termasuk dengan bahasanya ya. Ya, semoga

ini ya, ini juga menjadi concern bersama ya, baik dari pemerintah Australia gitu

dan pemerintah Indonesia juga. Tapi ya tentu diplomasi itu sudah sering dilakukan

ya, kalau dari di Indonesia sendiri yang di Melbourne kan saya juga melihat ya, ada

festival Indonesia terus juga ada warung-warung Indonesia gitu. Nah kemudian

dengan adanya NAILA ini semoga semakin banyak menjadi pemacu gitu buat anak-anak

Australia yang lain. Wow gitu ya, bahwa belajar bahasa Indonesia itu juga seru

kemudian juga menjadi familiar dengan Indonesia sebagai negara tetangga gitu dan

semoga inilah sayang sekali lah kalau turun malahan gitu, seharusnya naik gitu

-[tertawa]. -Dan lomba seperti NAILA ini bisa

memperkuat gitu, mempereratlah hubungan Indonesia Australia?

Ya tentu Mbak, itu implikasinya bisa juga tujuannya gitu ya pasti secara umum kita

berharap ya hubungan Indonesia sama Australia makin dekat, makin erat gitu.

Nah dengan adanya NAILA, tentu ini menjadi salah satu cara yang luar biasa juga ini

untuk mempererat hubungan Indonesia Australia lewat diplomasi budaya dalam

arti bahasa ya, bisa dibilang diplomasi bahasa dan budaya.Juga dengan tema

olahraga juga. Jadi berbagai sektor pun bisa ter-cover juga gitu. Jadi ini hal

yang menarik ya, simple ya, lomba bahasa gitu. Tapi ternyata ini menjadi acara juga

buat diplomasi ya gitu. Diplomasi dengan budaya karena juga di poin-poin yang

disampaikan anak-anak di pidatonya itu juga mereka juga memiliki pemahaman yang

luar biasa juga terhadap Indonesia gitu. Beberapa itu juga mengusulkan ide-ide di

presentasi itu jadi lewat olahraga juga gitu.

Mbak, ada tips enggak ya untuk peserta yang mau ikutan NAILA tahun depan nih?

Iya semoga makin banyak sekolah-sekolah di Australia ya. Artinya semoga banyak anak

Australia yang tahun depan mendaftar lomba NAILA ini gitu. Terus juga, oh ya karena

berbagai kategori ya termasuk universitas yang tersieri tadi juga semoga banyak juga

pendaftar dari anak-anak mahasiswa gitu. Apalagi karena kan yang mahasiswa itu kan

pemuda gitu kan biasanya dikenal sebagai agent of change gitu. Jadi, semoga makin

banyak anak-anak Australia dari berbagai level sekolah gitu, baik sampai yang

tersieri tadi. Karena itu anak-anak muda makin minat makin mengenal NAILA itu apa

dan juga ada peningkatan pendaftaran di tahun depan. Intinya ini ya, buat

temen-temen Australia yang ingin belajar bahasa Indonesia juga tidak perlu takut

salah masalah grammar atau kosakata ya karena memang bahasa Indonesia itu malah

lebih simple gak begitu banyak perubahan [tertawa] tenses gitu ya terus juga ini

bukan hanya sekedar bahasa juga tapi mereka pasti akan semakin mengenal oh

Indonesia tidak hanya Bali gitu ya terus juga sama ini ya, semoga terus tidak hanya

lomba NAILA juga ternyata semoga ada peningkatan dalam pemakaian bahasa

Indonesia di kehidupan sehari-hari anak Australia yang sudah belajar bahasa

-Indonesia, gitu Mbak. -Iya, baik. Terima kasih banyak ya Mbak Ana

-atas waktunya. -Sama-sama, Mbak Anne.

END OF TRANSCRIPT

Share
Follow SBS Indonesian

Download our apps
SBS Audio
SBS On Demand

Listen to our podcasts
Independent news and stories connecting you to life in Australia and Indonesian-speaking Australians.
Ease into the English language and Australian culture. We make learning English convenient, fun and practical.
Get the latest with our exclusive in-language podcasts on your favourite podcast apps.

Watch on SBS
SBS Indonesian News

SBS Indonesian News

Watch it onDemand