Terlahir dari ayah yang juga seorang musisi, Bams Conoras mengawali karir musik ketika berkuliah di Jogja pada tahun 2009. Pada awal Bams terjun ke dunia Hip Hop, lagunya kurang diterima oleh masyarakat khususnya warga Maluku Utara.
Saya tidak memilih hip-hop, lebih tepatnya hip-hop yang memilih Saya sebagai sebuah jalan pengetahuanPresiden Tidore, Penyanyi Hip-Hop
Namun keadaan berubah ketika Ia berduet dengan penyanyi Aceh ketika Bams menambahkan unsur Hip Hop dari lagu Kutidhieng dari daerah tersebut. Lagu itu membuat Bams menjadi dikenal khususnya di Maluku Utara.
Kunci kesuksesannya itu adalah riset yang dilakukan untuk membuat lagu tersebut. Dan sejak saat itu, Bams selalu melakukan riset untuk membuat sebuah karya atau lagu.
Ketika diwawancarai oleh SBS Bahasa Indonesia, Bams bercerita bahwa riset untuk sebuah lagu memakan waktu yang lama, bisa berbulan-bulan hingga bahkan beberapa tahun.
Pada bulan Mei ini, Ia melakukan perjalanan ke Australia untuk menghadiri undangan dari galeri seni 16Albermale di Sydney. Selain itu dia juga menghadiri beberapa event di Canberra dan Melbourne
Di Melbourne, Bams memberikan kuliah umum tentang kain tenun di jurusan Bahasa Indonesia, University of Melbourne. Selain itu juga di Catholic Ladies College, Eltham, Victoria, Bams bersama staff Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Melbourne memberikan pengetahuan tentang Indonesia.
Ketika kamu bernyanyi dengan sebuah pengetahuan yang fundamental, Kamu harus paham yang kamu nyanyikan, Kamu harus paham apa yang mereka rasakan..Presiden Tidore, Penyanyi Hip-Hop
Tentu saja di setiap event yang dihadiri, Bams atau Presiden Tidore menunjukkan aksi hip-hop nya. Termasuk di Catholic Ladies College, Dia berduet dengan musik angklung yang dipandu oleh staff KJRI Melbourne.
Dengarkan SBS Indonesian setiap hari Senin, Rabu, Jumat dan Minggu jam 3 sore. Ikuti kami di Facebook dan Instagram, serta jangan lewatkan podcast kami.