Sunil membeli mobil di Facebook Marketplace. Namun setelah dikendarai, mobil itu mulai mengeluarkan suara-suara yang mengkhawatirkan.
Sunil memberi tahu si penjual, yang meminta agar ia tetap mengambil mobil itu. Akhirnya, Sunil memutuskan untuk memperbaikinya dan membayar selisihnya kepada penjual.
"Penjualnya mulai mengancam saya dan mengatakan pengacaranya akan menghubungi saya dan bertemu dengan saya di pengadilan," katanya kepada SBS Examines.
"Namun karena status visa saya dan takut pergi ke pengadilan dan apa yang akan terjadi pada data saya, saya membayar lebih untuk memperbaiki mobil itu."
Sunil mengatakan ini adalah pemikiran umum bagi banyak pemegang visa.
"Ada ketakutan di komunitas saya bahwa visa akan dicabut jika ada denda. Mereka tetap membayar meskipun mereka tahu bahwa terkadang mereka tidak bersalah atau didenda secara keliru," katanya.
Pengacara utama di Immigration Advice and Rights Centre, Ann Emanuel, mengatakan sebagian besar ketakutan dan misinformasi ini dapat dikaitkan dengan kompleksitas sistem migrasi.
"Kami banyak mendengar dari klien kami bahwa mereka pernah diberi tahu tentang pembatalan visa atau dideportasi... Sebagian karena kompleksitas sistem migrasi, yang bukanlah hal yang mudah dipahami," katanya.
Ms Emanuel mengatakan bahwa penyalahgunaan visa yang paling umum terjadi di tempat kerja atau dalam situasi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
"Ada ketakutan yang sangat besar tentang konsekuensi jika mereka pergi atau jika mereka melapor," katanya.
SBS Examines menanyakan apa yang bisa jadi penyebab visa Anda dibatalkan dan membahas bagaimana misinformasi berkontribusi terhadap penyalahgunaan visa.