Laga pertandingan internasional antara tim negara bagian Australia Barat (WA State Team) melawan Persebaya Surabaya akan dilangsungkan di Sam Kerr Football Centre di Australia Barat pada 9 Juli 2025.
Para pemain sepakbola terbaik di negara bagian Australia Barat akan berhadapan dengan tim Liga 1 Indonesia dalam ajang yang disebut juga sebagai penanda 35 tahun hubungan sister-state antara Australia Barat dan Jawa Timur, yang beribu kota di Surabaya.
SBS Indonesian mewawancarai perwakilan dari kedua belah tim jelang pertandingan ini, yakni dengan Jamie Harnwell, CEO dari Football West yang merupakan badan yang mengatur sepakbola di Aus Barat, dan Azrul Ananda, CEO dari Persebaya Surabaya.

Football West's CEO Jamie Harnwell (L), Persebaya Suarabaya's CEO Azrul Ananda (R). Credit: Supplied/Football West/Persebaya
"Bagaimana penduduknya tidak banyak, tapi prestasinya di tingkat dunia itu luar biasa. Itu kan berarti Australia is doing something right yang pasti kita bisa banyak belajar dari situ."
Menurut Mr Ananda, ini adalah pertama kalinya klub profesional Indonesia melakukan training camp dan pertandingan di Australia yang tidak terkait dengan kompetisi apa pun.
"Benar-benar inisiatif sendiri, inisiatif kolaborasi dengan pihak Australia," ujarnya.

Men's WA State Team's head coach Ian Ferguson, captain Aryn Williams and Football West General Manager – Football David Lewis. Credit: Supplied/Football West
CEO Football West, Jamie Harnwell mengatakan pihaknya senang bisa menyambut rekan dekat mereka dari Surabaya kembali ke Perth dan beruntung dengan keterlibatan mantan pelatih Perth Glory, Ian Ferguson, dalam tim ini.
"The players have enjoyed the training sessions, they've been very intense and everyone is trying to put their hand up to be in that starting eleven," ujar Mr Harnwell.
Kita ingin memperkenalkan Surabaya football culture ke sana.Azrul Ananda, CEO Persebaya Surabaya
Sementara itu, Mr Ananda mengatakan bahwa pihaknya juga membawa rombongan para suporter Persebaya, yang dikenal dengan sebutan Bonek (Bondo Nekat), menambahkan bahwa suporter mereka ini "kelasnya beda dengan suporter lain".
Dengarkan podcast ini selengkapnya.