Pendekar Muda Leonard Sondakh unfolds his missions as Indonesian Consul General in Australia

Indonesian Consul General Pendekar Muda Leonard Sondakh (L) at the Indonesia's 80th Independence Anniversary in Sydney. Credit: SBS Indonesian
The Indonesian Consul General in Sydney explained what his missions are as well as the meaning behind his unique name.
Nama saya Pendekar Muda
itu
karena kebetulan ayah saya
dulu Protokol Bung Karno. Jadi
Bung Karno, Presiden Bung Karno pada saat itu suka memberikan nama kepada
teman-temannya kalau punya anak, ya. Memang namanya ya aneh-aneh, ya.
Anak-anaknya Bung Karno juga nama-namanya kan Megawati, Sukmawati, Guntur,
Guru. Ayah saya kebagian dua anak yang diberi nama. Yang pertama Patriot Muda,
kakak saya. Ee, kemudian saya kebagian Pendekar Muda. Jadi, jadi kadang-kadang
orang pikir mungkin karena ayah saya suka baca Kho Ping Hoo atau buku silat ya. Tapi
enggak, tidak ada hubungannya gitu, Mbak.
Oke. Pak, tapi kalau dari nama sendiri kan harapannya kan doa itu Pak. Berarti
memang sudah diharapkan didoakan menjadi pendekar membela bangsa Indonesia Pak dan
kemudian sekarang harus membela di Australia. Begitu kah?
Betul, betul. Betul, sekarang puji syukur kepada Tuhan saya bisa, ada di Sydney.
Mungkin saya juga, diharapkan
untuk bisa menjadi pendekar atau berkorban atau memperjuangkan
kepentingan dari para warga negara Indonesia yang tinggal di Sydney. Kalau
dulu saya mungkin sempat menjadi tentara, Peacekeeping Force
ya. Saya pikir mungkin awalnya di situ saya mulai mengerti bahwa nama saya
Pendekar Muda mungkin disuruh latihan perang dulu ya. [tertawa] Itu aja. Heeh,
di Lebanon waktu itu. Jadi waktu itu memang, kita mau kirim pasukan ke Lebanon
tapi belum ada,
mereka pasukannya belum well equipped sebagai peace keeping. Jadi ditempatkan
tiga orang Kementerian Luar Negeri, dilatih, diberi pangkat di, disusupkan di
dalam untuk melatih sekaligus langsung turun ke lapangan di Lebanon. Ini
kesempatannya tahun 2007 sampai 2009. Itu waktu,
perang Israel-Lebanon berlangsung. Itu kita mulai ditempatkan di sana.
Bapak, dengan background itu, salah satunya, ataukah itu juga kemungkinan yang
kemudian dipilih nih--ada background sebagai peace keeper kemudian cocok bahwa
posisi ini kemudian untuk yang menjaga di Sydney begitu. Apakah itu yang dilihat
dari Kemenlu?
[tertawa] Kebetulan
penempatan pos saya sebelum ke Sydney adalah di Los Angeles. Jadi di Los Angeles
saya menjadi Konsul Protokol dan Konsuler yang membawahi, ee, warga negara
Indonesia yang jumlahnya dua kali di Sydney. Jadi sekitar seratus dua puluh
ribu. Heeh. Nah ini mungkin,
di... di Los Angeles mungkin pimpinan melihat saya bisa me-melaksanakan
pekerjaan dengan baik, cocok kira-kira makanya dicari tempat yang kira-kira
mirip-mirip ya, dengan Los Angeles. Ditawarkanlah Sydney. Kenapa saya terima?
Oh, karena saya tahu Sydney langitnya biru. [tertawa] Dan apa? Dan damai ya, di
Sydney. Mudah-mudahan damai, heeh. Warga negara Indonesia juga banyak dan tentunya
pasti baik hati dan tidak pernah sombong. Jadi saya sangat senang bisa melaksanakan
tugas di Sydney dan mudah-mudahan kita bisa bekerja sama dengan baik dengan warga
-negara Indonesia. -Ada pesan tidak Pak atau ada misi khusus
begitu untuk masa kepemimpinan yang ini begitu ya? Apa sebenarnya highlights atau
yang, PR yang harus dikerjakan begitu? Kalau kita bicara mengenai posisi Bapak
dalam hubungannya juga dengan Indonesia Australia dalam ranah kemasyarakatan yang,
yang praktis begitu Pak.
Jadi seperti diketahui bahwa
pemerintahan yang baru sekarang, ee, punya program Astacita, ya. Yang salah
satunya
mengenai, ee, perekonomian, ee, makan bersigi-- makan bergizi gratis, kemudian
ada investasi seperti Danantara, ee, kemudian juga, ee, perlindungan
warga negara Indonesia di luar negeri. Nah, ini mungkin fokus kami nanti selama
di Sydney. Di antaranya adalah itu, selain juga, ee, membina hubungan baik
dengan seluruh komunitas warga negara Indonesia di
Sydney. Dan sekitarnya, ee, yang ada di ba-bawah wilayah kerja KJRI
Sydney. Ya, mungkin, ee, untuk Australia terkait pelayanan
kekonsuleran
itu yang, ee, s-- menjadi heavy sekarang kan, ee, berkembang banyak working holiday
visa, ya. Nah, ini sangat diminati oleh warga negara kita. Ini mungkin yang perlu
diletakkan pada posisinya karena working holiday visa itu kan working holiday
visa. Jadi memang ada holiday-nya di sini. Ee, karena working orientasinya mencari
uang betul kan? Nah, jadi kadang-kadang, ee, mau tinggal bersama satu apart-- satu
tempat tinggal ber-berapa, bersepuluh ataupun mereka enggak melihat lagi. Jadi
ini sosialisasi yang perlu kita s-selalu sampaikan juga kepada mereka yang sudah
keburu datang di sini ya. Di samping nanti di, ee, Jakarta peminatnya yang sekarang
makin lama makin bertambah. Kalau gak salah dikasih kuota sekarang lima ribu.
Lima ribu untuk, aplikan ya. Ini juga tentunya diberikan informasi bahwa
working holiday visa ini tidak.. tidak sa-saja untuk working tapi juga sebenarnya
untuk holiday.Ini juga salah satu eh, apa e, mungkin tugas di dalam pelayanan
kekonsuleran dan keimigrasian. Tapi di sisi lain mungkin karena sekarang
Kementerian BUMN di Indonesia sekarang sudah ada Danantara. Jadi Danantara itu
adalah eh, semacam super holding yang seperti contohnya di
Singapura ada Temasek ya. Nah ini Danantara dibentuk tentunya untuk juga
selain melakukan investasi outbound juga inbound. Nah yang outbound ini mungkin
dari Kedutaan Besar Republik Indonesia [suara anak kecil di belakang] bersama
KBRI di Canberra akan diminta untuk membantu sekiranya nanti ada apa,
investasi-investasi outbound yang ke Australia ataupun sebaliknya dari
Australia yang akan melakukan investasi ke Indonesia. Ini agar dipertemukan dan juga
di, di apa namanya, dibantu. Ini kira-kira untuk bidang ekonominya.
Kemudian ada pesan-pesan juga tidak tentang karakter warga Indonesia yang
tinggal di sini?
Saya bisa melihat kerinduan mereka terhadap Indonesia
yang tentunya dengan pemerintahan yang baru ini agar Indonesia dapat eh, menjadi
suatu negara yang maju
dan kuat, eh dan juga menjauhi korupsi. Ini doa-doa yang disampaikan oleh
diaspora. Saya eh, melihat bahwa di, di KJRI kita punya fungsi namanya Penerangan
Sosial Budaya yang adalah eh, tugasnya adalah outreach. Outreach kepada semua
komunitas Indonesia di Sydney yang jumlahnya sekitar lima puluhan lebih. Lima
puluhan lebih, ada komunitas eh, Surau, Muhammadiyah, ada eh,
Cides, Australian Indonesian Association, kemudian banyak sekali. Nah ini kita perlu
outreach karena mereka punya banyak ide. Ide terhadap negara Indonesia. Walaupun
mereka sebenarnya sudah ada yang warga negara Australia tapi mereka tetap merasa
dan merindukan untuk melihat Indonesia maju. Nah ini hal-hal yang memang perlu
kami
apa--, identify dan kita tampung tentunya untuk kita sampaikan kepada pemerintah
kita di pusat. Agar mereka juga mengetahui bahwa
mungkin dari point of view dari mereka ini bisa lain daripada seperti yang
dilakukan oleh pemerintah sekarang. Jadi
ide-ide inilah yang saya lihat dari hasil bicara itu sangat-sangat bagus dan kita
tentu saja akan bisa menyampaikan
nanti kepada para pejabat kita yang ada di pusat.



