Poin utama
- Hari Kemerdekaan Indonesia jatuh pada tanggal 17 Agustus.
- Upacara dan acara rakyat akan diadakan di seluruh Australia untuk merayakan hari itu.
- Orang Indonesia-Australia mengatakan bahwa cara terbaik untuk meningkatkan reputasi baik adalah dengan berkontribusi kepada masyarakat.
Andre Iswandi tiba di Australia pada tahun 1972 untuk belajar tekstil dan fashion di Sydney Technical College, yang sekarang dikenal sebagai TAFE NSW Sydney Institute.
“Selama 51 tahun saya tidak pernah ketinggalan memperingati upacara memperingati detik-detik proklamasi di Konsulat Jenderal,” ujarnya kepada SBS Indonesian.
Mr Iswandi, yang tanggal lahirnya - 17 Agustus 1945 - bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Indonesia, mengatakan bahwa di masa-masa awal tinggal di Australia, ia berteman dengan banyak penduduk setempat karena tidak banyak orang Indonesia yang tinggal di Australia.
Mudah sekali untuk mengambil orang Indonesia dari Indonesia, tapi tidak mudah mengambil Indonesia-nya dari orang indonesia. Bagaimananapun juga saya tetap orang Indonesia yang dibesarkan dari nasi, sayur lodeh dan tempe.Andre Iswandi
Pria kelahiran Yogyakarta yang menjadi warga negara Australia pada tahun 1980 ini mengaku selalu aktif menjaga identitas Indonesianya.
“Saya membentuk grup tari di sini dan mengajar tari Indonesia, gratis, untuk semua termasuk orang Australia,” kata mantan siswa di pusat pelatihan tari Bagong Kussudiardja di Yogyakarta ini.
Hari Kemerdekaan Indonesia ke-78
Pada 17 Agustus, upacara Hari Kemerdekaan RI diadakan di kantor-kantor perwakilan pemerintah Indonesia di seluruh Australia. Berbagai festival rakyat juga dilangsungkan selama bulan Agustus.

Sukarno, accompanied by Mohammad Hatta, declaring the independence of Indonesia at 10 am on Friday, 17 August 1945, at Pegangsaan Timur 56 (now Jalan Proklamasi), Jakarta.
“Kami menyanyikan Indonesia Raya, mengibarkan bendera [Merah Putih], tanpa ada ketersinggungan dari penduduk Australia,” ujar Mr Halim.
Terlepas dari kedekatan lokasi geografi Indonesia dengan Australia, migran asal negara kepulauan ini hanya mencakup 0,3 persen dari jumlah total penduduk Australia, dengan total 89.480 jiwa menurut survey Biro Pusat Statistik tahun 2021. Kelompok ini merupakan komunitas migran terbesar ke-20 di Australia.

Greased-pole climbing is a competition commonly held during an independence day festivities in Indonesia. Contestants race up to grab items ranging from buckets to bicycle, hanged on a top of the poles as prize. Source: AP / Tatan Syuflana/AP/AAP Image
“Ketika tidak ada kontribusi dari Indonesia, mereka [orang Australia] tidak akan kenal siapa Indonesia itu. Bentuknya harus action, bukan lip service."
Organisasi Dr Muhidin terhubung dengan masyarakat melalui donor darah rutin di NSW.
Hal senada disampaikan oleh perwakilan diaspora Indonesia asal Victoria, Dr Mulyoto Pangestu.
Kami ada dan berkontribusi langsung bagi masyarakat Australia.Dr Mulyoto Pangestu
Dr Pangestu, yang adalah dosen di Departemen Obstetri dan Ginekologi Monash University, juga menjadi bagian dari Indonesian Muslim Community di Victoria. Kelompok komunitas tempatnya secara teratur mengoperasikan mobil van makanan untuk para tunawisma di negara bagian itu.
Selain akademisi dan profesional, sejumlah besar orang Indonesia di negara ini adalah pelajar internasional.
Valentina Utari, seorang kandidat PhD di University of Western Australia, mengatakan bahwa mahasiswa Indonesia berkontribusi dalam membentuk kebijakan pemerintah Australia melalui penelitian yang mereka lakukan.
“Kontribusi sesama cendekiawan Indonesia terhadap universitas Australia adalah pengetahuan," ujarnya.

Despite the good relation between Indonesian President Joko Widodo and Australian Prime Minister Anthony Albanese, how deep is the understanding between the two people? Credit: Robert Wallace/AP/AAP Image
'Diplomat tidak resmi'
Terlepas dari sikap politik antara negara bertetangga ini, orang Indonesia di Australia merasa memiliki kewajiban untuk menjembatani kesenjangan antara kedua negara.
Dr Muhidin menyebut peran untuk menjangkau masyarakat Australia ini sebagai "diplomat tidak resmi".
“Kita ini orang Indonesia, tapi kita juga punya kewajiban,” tambah Pak Halim, “Kita tidak hanya menikmati fasilitas yang disediakan Australia, tapi kita juga harus membalasnya melalui sikap kita.”
“Kita adalah bangsa Indonesia, tapi kita juga punya tugas,” ujar Mr Halim. “Tidak hanya menikmati fasilitas yang diberikan oleh negara Australia, tapi juga harus membalas dengan sikap-sikap kita.”
Sejalan dengan pandangan ini, Ms Utari mengatakan bahwa keterlibatan aktif sangatlah penting untuk menyampaikan perasaan mereka sebagai “bangsa yang bersyukur”.
“Kontribusi harus dilakukan karena kesempatan yang sungguh besar ini. [Kami ingin menyampaikan] rasa syukur karena tidak mudah untuk mendapatkan beasiswa dari kampus setempat” tambahnya.
Menjaga 'ke-Indonesia-an' agar tetap hidup
Terlibat aktif dalam masyarakat Australia tidak berarti bahwa orang Indonesia menempatkan tanah air mereka di urutan kedua, menurut Ms Utari.
Setelah mengajar di universitas Australia selama lebih dari 11 tahun, Dr Muhidin mengatakan bahwa dia juga memasukkan nilai-nilai Indonesia dalam pengajarannya.
"Saya mencoba memperkenalkan nilai-nilai Indonesia melalui studi kasus yang berhubungan dengan apa yang saya ajarkan, entah itu dalam bentuk leadership system, program budaya dan juga nilai-nilai," tutur dosen Demografi Terapan di Bidang Bisnis ini.
Sementara bagi Ms Utari, 'ke-Indonesia-an' berarti menunjukkan solidaritas dengan orang Indonesia, baik yang ada di sini maupun di kampung halaman, khususnya pada saat dibutuhkan.
“Ketika bencana melanda Indonesia, kami menggalang dana [untuk yang terkena dampak],” ujarnya, seraya menambahkan bahwa kelompok yang ia ikuti juga membantu mahasiswa Indonesia lainnya yang berjuang dengan kesehatan mental selama pandemi COVID di Australia.
Adapun bagi Mr Iswandi yang kini berusia 78 tahun, meski ia berhenti menjalankan kelas tarinya lima tahun lalu, dia mengatakan “masih siap” jika ada yang ingin belajar menari dengannya.

Cracker-eating race, one of popular games commonly played by Indonesians around the world during the independence day celebration Source: Moment RF / Ali Trisno Pranoto/Getty Images