Untuk memenangkan suatu piala, it literally excites me.Ivan Paulus, Businessman and musician
Inspirasi: Mengaku 'Sangat Kompetitif', Pengusaha Ivan Paulus Raih Penghargaan Pertamanya di Dunia Musik

Sydney-based businessman and musician Ivan Paulus received his first award in music. Credit: Supplied/Ivan Paulus
Kurang dari dua tahun sejak mendalami dunia musik, pengusaha dan pemain saksofon Ivan Paulus memenangkan penghargaan musik pertamanya.
Jadi untuk memenangkan suatu piala,
it literally excites me.
Bersama dengan SBS Indonesian kali ini pendengar, kita terhubung dengan Ivan
Paulus. Beberapa saat yang lalu saya juga melihat beliau ini tampil membawa Piala
Anugerah Musik Indonesia, begitu kan? Pak Ivan, boleh diceritakan keterlibatanmu
kemarin dalam membawa piala itu bagaimana ceritanya?
Oke, jadi saya kemarin dapat piala dalam kapasitas saya sebagai Eksekutif Produser
Indra Lesmana dalam album Sydney Reunion tahun lalu. Beliau ke Sydney dan dia
bikin rekaman dengan teman-teman bulenya dari Sydney Conservatory Music, diberi
oleh company saya, Ivan Paulus Entertainment. Terus kemarin waktu AMI
Anugerah Musik Indonesia, Indra Lesmana dapat piala Artis Jazz Terbaik. Karena
beliau berhalangan, jadi beliau minta saya mewakili sebagai eksekutif produser.
Nanti saya juga dapat piala juga sedang dipesankan.
Oke, tapi Ivan Paulus sendiri ini namanya juga masuk dalam nominasi kategori yang
-lain, betul? -Betul, Ibu. Ivan Paulus masih dalam
nominasi sebagai pemain saksofon, karya instrumentalia, produksi karya
instrumentalia, itu melawan-- jadi kita nomor masih lima besar, melawan
nama-nama besar ya, Erwin Gutawa, Indra Lesmana juga, yang dari album yang sama
juga [tertawa], yang saya eksekutif produser. Jadi kalau misalnya Indra menang
plus itu, kita kan dapat lagi tuh, tapi sangat sayangnya di kategori instrumental
-yang menang adalah Erwin Gutawa. -Tapi paling enggak Pak Ivan Paulus ada
nominasi di situ. Ini yang bersama dengan Czech Symphony Orchestra, betul ya, Pak?
Betul. Saya, Ivan Paulus bersama Czech Symphony Orchestra
yang di Eropa itu bersama Dwiki Dharmawan.
Right. Kalau tahun lalu bulan Desember kita ngobrol juga dengan Ivan Paulus,
pendengar, ini berkaitan juga dengan karya beliau. Kemudian bagaimana dari bisnis
itu jadi jembatan, jadi alat, begitu, Pak Ivan bilang pada saat itu. Jadi kendaraan
untuk
masuk ke dunia musik, begitu kan? Kemudian kali ini mendapatkan kesempatan, begitu,
untuk hadir, untuk naik bahkan di panggungnya AMI gitu kan, Pak? Ini
pengalaman pertama, I suppose buat Pak Ivan juga?
Ya, ini pertama kalinya sejak saya berkecimpung di dunia musik, bulan April
-2024. Berarti baru 18 bulan. -Nah itu secara personal begitu ya, misi
pribadi begitu tanda kutip, ini apakah memang mimpi saya demikian atau, ah, ini
mah biasa aja sudah terprediksi begitu atau sesuatu yang lain gitu, Pak Ivan?
Ya, ini dunia yang baru buat saya sebagai pebisnis. Di bulan Desember, saya pernah
mengatakan kepada pendengar SBS
bahwa
kita harus menciptakan kesempatan, kita harus menciptakan opportunity
jangan wait for opportunity. Nah, jadi waktu itu
dengan inisiatif saya eksekutif produser, artis-artis ternama ini ya, kita,
kita mendapatkan peluang yang besar untuk menang. Whether we like it or not, the
opportunity is bigger to win... the chance. Dan kalau kita, eh, bekerja sama
dengan artis yang belum ternama atau yang masih baru merintis, itu akan memerlukan
waktu yang panjang. Tapi karena saya dengan, eh, legendaris, nama-nama
legendaris ini, misalnya Dwiki Dharmawan, Indra Lesmana, itu tinggal a matter of
time aja, when I'm going to win. Kalau mereka menang, saya juga ikut menang
-karena saya dapat piala juga. -Oke, ini kan istilahnya ini kan percobaan
pertama nih, Pak Ivan.
Dengan Indra Lesmana kemudian, ah, kurang lebih nggak sampai dua tahun, kemudian
langsung menang begitu kan ya? Kebetulan menang juga langsung dapat piala gitu kan.
Nah ini apakah kemudian terbersit pada dirimu untuk, hmm, berarti seharusnya udah
tahu nih gimana cara untuk masuk ke dunia musik misalnya. Dengan lebih jelas lagi
begitu untuk dirimu berarti targetnya apa lagi nih?
Waktu di awal yang di tahun Desember itu, saya pernah bilang
bahwa saya sebenarnya waktu itu ke Australia untuk study music, tapi saya end
up study business.
Nah, sekarang setelah pencapaian di bisnis, saya mengejar lagi impian saya di
dunia musik sebagai pemain ya, pemain saxophone. Sebagai pemain musik, alangkah
baiknya kalau saya dapat piala juga sebagai pemain, bukan sebagai eksekutif
produser. Tapi yang namanya AMI, piala AMI, ya tetap piala AMI. Walaupun
eksekutif produser sebagai pemain tetap dapat piala. Jadi untuk masuk lima besar
single yang Holy Forever
dengan Czech Symphony dan juga Dwiki Dharmawan, itu sesuatu yang sangat sulit
menurut beliaubeliau yang udah malang melintang di dunia musik kemarin. Dari
5.200an lagu instrumentalia menjadi lima besar. Dan saya satu-satunya lagu rohani
ya, Gospel, melawan empat lagu dunia sekuler. Itu sesuatu yang pertama kali
terjadi sejarah AMI 28 tahun. Jadi untuk menang, itu perlu mungkin saya lebih
konsisten, lebih lama di dunia musik, dan orang lebih tahu saya, sebagai pemain.
Karena itu di votingnya oleh orang-orang yang punya andil dan pengaruh di dunia
musik seluruh tanah air. Kalau mereka tidak tahu Ivan Paulus, ya mungkin akan
memerlukan waktu lebih lama lagi saya untuk bisa menang sebagai pemain. Untuk
menjadi lima besar itu, kan kita enggak tahu bisa menjadi lima besar atau
enggak kan waktu kita mulai. Tapi dengan menggandeng Czech Simphony Orchestra,
menggandeng Dwiki Dharmawan, itu menaikkan chance
-untuk win. -Ya, berarti pada saat awal membuat karya
atau memainkan karya ini, berarti apakah memang targetnya AMI nih, gitu, Pak? Udah
-kepikir begitu gak sih, Pak Ivan? -Ya. Udah kepikir, Bu.
Jadi
saya ini, saya very kompetitif.
Waktu usia enam tahun aja, eh, bukan enam tahun, dua belas tahun, saya udah masuk di
televisi untuk terus terang nasional. Jadi untuk memenangkan suatu piala, it
- literally excites me. -Oke, well itu dimengerti Pak. Terima kasih
sudah sharing loh. Oke, jadi gimana tuh? Jadi satu piala ini, satu penghargaan ini
sesuatu yang untuk Pak Ivan penting begitu kan ya?
Penting, karena saya sebagai musisi on the side, hobi.
Berarti pada saat berkarya, drive-nya bahwa ini harus, betul ya pakai kata harus
ya, ini harus menang penghargaan sesuatu begitu?
Itu udah objektifnya, Bu, by design. Makanya kita menggandeng nama-nama besar
dengan tujuan seperti itu.
Nama besar sudah tergandeng, ya kan? Musisi
Dwiki Dharmawan, Indra Lesmana gitu kan, gak kaleng kaleng kata orang ya kan,
langsung gitu. Kalau sudah nama besar ini tergandeng kemarin, setahun ke belakang,
dua tahun ke belakang, berikutnya apalagi nih Pak Ivan?
Jadi harapan saya Bu, kalau kemarin saya menang dapat piala sebagai pemain,
saya akan bekerja sama dengan either Indra Lesmana atau Dwiki Dharmawan, tapi main
dengan artis internasional. Kan berarti saya sudah earn my stripe misalnya, oh
dapat talent ini orang, ya kan, udah dapat penghargaan. Ya mungkin sekarang saya
sebagai eksekutif produser juga bisa, karena kan udah dapet
penghargaan lewat artis just for back Indra Lesmana. Jadi kalau misalnya orang
luar, penyanyi luar, lihat, oh udah ada kredensial nih, si Ivan.
Jadi dikenalnya nanti nggak Ivan lagi ya Pak, jadi Iven ini ya?
-[tertawa] -Gitu Bu, saya tuh pengen banget main sama
-David Foster. -Right.
Michael Bolton,
Bryan Adams.
Pokoknya nama-nama yang di internasional
yang dulu kita waktu kecil pikir, "Wah, kapan ya bisa main mereka?"
Tapi dengan misalnya Dwiki atau Indra, I have more access. Jadi yang deketin
mereka, bukan saya. Begitu mereka deal, baru saya masuk.
Ini kecanggihan dalam berbisnis diaplikasikan dalam bermusik ya, Pak?
[tertawa] Betul, Bu. Ini sebenarnya ilmu marketing sih, Bu.
Gitu ya, Pak Ivan ya. Terpakai juga dalam duniamu bermusik ya. Ini kalau tadi
dibilang sama Pak Ivan, lagi dibikin tuh pialanya gitu kan. Ini akan dipajang di
-mana, Pak Ivan? -Jadi saya pasang di kantor satu, di rumah
-satu. -Kita bisa bikin sebanyak-banyaknya, Pak?
Bisa. Kita harus mengganti ongkos pembuatannya saja.
Iya, iya. Boleh pesan satu lagi untuk saya, Pak? Biar saya bilang aja teman saya
-nih. -Khusus untuk Ibu Tia. [tertawa].
-Bisa diatur. -Oke. Pak Ivan saya harus tanya juga karena
tahun lalu ada single yang juga bertepatan dengan Natal begitu. Apakah
-tahun ini juga demikian ceritanya Pak? -Ya, jadi saya berkolaborasi dengan
penyanyi namanya Shanna Shannon. Dia itu penyanyi lagu-lagu Timnas. Satu lagu
rohani kita udah rekam, udah video klip juga. Nanti akan dirilis tanggal 11
Desember, bertepatan dengan wedding anniversary saya lagi.
Iya, 11 Desember ini tahun lalu juga tampaknya 11 Desember ya, Pak?
-Iya, Bu. -Apakah ini akan jadi agenda tahunan, Pak
-Ivan? -Iya, rencananya begitu, Bu. Jadi saya kali
ini menggandeng artis yang masih muda belia.
Dia sekarang lagi up and rising, namanya Shanna Shannon. Jadi dia itu sekarang,
kemarin waktu ulang tahun Kompas TV yang keenam puluh, Krisdayanti dan Shanna
Shannon yang diundang. Jadi, Krisdayanti
represent artis dari era sebelumnya dan era yang sekarang generasi muda Gen Z, itu
lho Shanna Shannon. Nah, Shanna Shannon ini sekarang lagi main film oleh sutradara
ternama di tanah air. Nanti filmnya keluar lebih terkenal lagi Shanna Shannon.
Dan Pak Ivan sudah punya single bersama
-dengan dia gitu ya? -Iya dan saya sebagai produser dan pemain
-juga. -Oke, ini memang tampaknya harus dicontoh
banget ini taktik [tertawa] marketingnya ini luar biasa, Pak Ivan. Boleh dikasih
bocoran judulnya apa Pak yang kita bisa tunggu untuk 11 Desember mendatang?
-Goodness of God. -Enggak ada habisnya ceritanya dengan Pak
Ivan. Tampaknya juga enggak pernah capek, Pak Ivan. Di bisnisnya, di bidang
bermusiknya, selalu ada sesuatu yang dikerjakan di samping, tampaknya demikian
Pak. Waktu untuk keluarga aman? Untuk yang lain-lain?
-Aman, Bu. -Ivan Paulus, selamat sekali lagi dan
terima kasih waktunya bergabung bersama dengan SBS Indonesian kali ini, Pak.
Terima kasih banyak ya Bu Tia for having
me. I really appreciate and say hello to semua pendengar SBS.


