Australia terletak jauh dari pusat keramaian dunia, namun resiko pandemi global masih tetap menjadi ancaman yang serius.
Pasca-COVID-19, kewaspadaan terhadap penyakit menular kini menjadi sebuah keharusan, bukan lagi pilihan.
Antara Ancaman Wabah dan Krisis Kepercayaan
Kekhawatiran global kembali mencuat menyusul kabar kematian akibat flu burung H5N1 di Amerika Serikat. Namun, para ahli di Universitas Melbourne menenangkan warga Australia dengan menyatakan bahwa risiko infeksi bagi publik masih tergolong rendah, meski kewaspadaan tetap diperlukan bagi mereka yang berinteraksi langsung dengan hewan ternak.
Meski ancaman fisik dapat dikelola, tantangan terbesar justru datang dari aspek sosial. Profesor Paul Kelly memperingatkan adanya krisis kepercayaan terhadap otoritas kesehatan. Keberhasilan penanganan pandemi di masa depan sangat bergantung pada pemulihan kepercayaan publik terhadap saran medis dan program vaksinasi yang sempat goyah.
Prioritas Inklusi dan Diagnosis Dini
Pemerintah Federal telah mengambil langkah progresif dengan meluncurkan Strategi Autisme Nasional senilai $42 juta. Program ini menitikberatkan pada inklusi bagi keluarga dengan autisme, khususnya bagi komunitas migran yang seringkali menghadapi hambatan bahasa dalam mengakses sistem pemerintahan.
Di bidang penyakit degeneratif dan kanker, inovasi teknologi memberikan harapan baru:
- Demensia: Uji coba tes darah baru dari Universitas Oxford kini mampu mendeteksi biomarker awal demensia, memberikan peluang bagi pasien untuk mengelola gejala lebih dini.
- Kanker Paru: Mulai Juli mendatang, pemerintah menggratiskan pemindaian CT bagi kelompok berisiko tinggi. Bahkan, truk pemindai seluler akan dikerahkan ke wilayah regional untuk memastikan akses yang merata bagi seluruh warga, termasuk masyarakat Pribumi.

Asian caregiver nurse examine and listen to senior stress woman patient. Attractive specialist carer women support give advise and consult with older elderly mature grandmother in living room in house Credit: Kawee Srital-on/Getty Images
Perubahan Gaya Hidup dan Penanganan Nyeri Kronis
Masalah gaya hidup tetap menjadi fokus utama seiring meningkatnya kasus diabetes tipe 2. Para pakar mendesak pemerintah untuk segera menerapkan pajak minuman manis dan subsidi buah serta sayuran sebagai "paket kebijakan" untuk mengubah pola makan nasional secara signifikan.
Sementara itu, sektor penanganan nyeri kronis masih memerlukan perhatian serius. Dengan satu dari lima warga Australia menderita nyeri kronis, laporan terbaru menunjukkan adanya kesenjangan diagnosis yang memprihatinkan, di mana banyak pasien harus menunggu lebih dari tiga tahun untuk mendapatkan kejelasan medis. Diperlukan pendekatan holistik dan investasi lebih besar untuk menangani kondisi yang beban ekonominya melampaui gabungan penyakit kanker dan jantung ini.
Australia: "Ibu Kota Alergi Dunia"
Data terbaru mengonfirmasi status Australia sebagai negara dengan tingkat alergi tertinggi di dunia, yang memengaruhi satu dari tiga warga.
Dampaknya tidak hanya pada kesehatan individu, tetapi juga beban nasional sebesar $18,9 miliar.
Profesor Kirsten Perrett menegaskan bahwa sudah saatnya penyakit alergi mendapatkan perhatian dan investasi penelitian yang setara dengan penyakit serius lainnya demi meningkatkan keselamatan dan kualitas hidup masyarakat.

Woman suffering from spring allergy, blowing nose with a tissue in the park Credit: Milshot/Getty Images











