Meskipun penamaan "tanah jarang" (REE) mengesankan kelangkaan, unsur-unsur ini sebetulnya relatif melimpah di kerak bumi. Namun, REE tidak pernah ditemukan dalam bentuk murni dan sulit untuk dipisahkan serta dimurnikan dalam konsentrasi yang layak secara ekonomi.
Sifat-sifat luar biasa ini menjadikan REE komponen kunci dalam berbagai teknologi modern dan aplikasi energi bersih, seperti magnet permanen berkekuatan tinggi yang penting untuk kendaraan listrik (EV) dan komponen elektronik dalam ponsel pintar dan layar datar.
Peningkatan permintaan global, terutama didorong oleh transisi energi, telah menyoroti nilai strategis REE.
Namun, rantai pasokan global saat ini dicirikan oleh konsentrasi geografis yang tinggi dalam penambangan dan pemurnian, menimbulkan risiko geopolitik dan ketidakstabilan pasokan.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang REE ini, SBS Indonesian berbincang dengan Dr Darwinaji Subarkah, Peneliti Pascadoktoral Geologi dari Universitas Adelaide, pakar dalam geokimia dan geokronologi dalam konteks sistem perminyakan dan mineralisasi.

Dr Darwinaji Subarkah at the Goldschmidt 2023 conference in Lyon, France dispalying his project in exploring new ways to date old sedimentary rocks. Credit: Dr Darwinaji Subarkah
Dengarkan SBS Indonesian setiap hari Senin, Rabu, Jumat, dan Minggu jam 3 sore. Ikuti kami di Facebook dan Instagram, serta jangan lewatkan podcast kami.




