Anda ingin memulai usaha di Australia tetapi tidak yakin dari mana memperoleh modal awalnya? Ada beberapa pilihan yang bisa dipertimbangkan, tetapi mana yang terbaik untuk situasi Anda?
SBS Indonesian bertanya pada David Sutantyo, finance broker dan Managing Director dari Twelve Grains Capital di Sydney, terkait hal tersebut. Berikut ini cuplikan wawancaranya.
Apa definisi usaha kecil dan menengah di Australia?
Mr Sutantyo: "Yang dikategorikan sebagai bisnis kecil di Australia itu bisnis dengan total omset kurang dari $50 juta per tahun, dan punya aset kurang dari $25 juta, serta punya staff kurang dari 100 orang. Funding untuk bisnis kecil sendiri bisa dari mana saja, bisa dari tabungan pribadi direkturnya sendiri. Nah ini bisa diperkenalkan dalam bentuk equity atau pinjaman ke bisnisnya."
Bagaimana cara mendanai bisnis? Apakah dari tabungan si pemilik? Berapa banyak yang dapat digunakan?
Mr Sutantyo: "Ini untuk setiap orang mungkin beda-beda. Tapi untuk amannya, jangan melebihi 30% dari tabungan kita. Jangan lupa awal mula berbisnis itu, kita masih butuh menghidupi diri kita sendiri DAN bisnisnya sendiri juga harus bisa kita sustain selama paling tidak 3 bulan, karena keuntungan tidak selalu datang dari hari pertama berbisnis."
Apa piihan terbaik untuk mendanai usaha?
Mr Sutantyo: "Kalau kalian punya visi yang kuat tapi tidak punya cukup dana sendiri untuk memulai bisnis, selalu ada opsi untuk berpartner dengan orang lain dengan visi yang sama atau ambil cicilan dari bank. Setiap opsi pastinya ada pro dan kontra masing-masing. Dengan punya partner usaha, kita berbagi risiko, tapi kita juga berbagi keuntungan, dan tentu saja semua harus disetujui bersama. Dengan mengambil cicilan dari finance lender, sering kali dananya akan diberikan kepada kita dan kita yang akan bertanggung jawab atas pemakaian dan pembayarannya, memang ini lebih mahal karena ada bunga cicilan, tapi at the same time, keuntungan yang diperoleh juga tidak akan dibagi-bagi, dan kita punya full control atas dana yang dipinjamkan."
Hal-hal apa yang dipertimbangkan pihak pemberi pinjaman sebelum memberikan pinjaman?
Mr Sutantyo: "Untuk business loan, tergantung lendernya. Pinjaman bisnis lebih berisiko, karena terkadang lender tidak bisa mengambil jaminan seperti rumah atau mobil. Yang kita mau lihat sebenarnya lebih ke karakter peminjamnya sendiri - apa pengalamannya di bidang bisnis ini, apakah ada sejarah meminjam sebelumnya, dan apakah dulu pembayarannya tepat waktu.
Tentu saja semua lender akan memilih meminjamkan uang kepada peminjam yang sudah berbisnis selama minimal 2 tahun, sudah ada track recordnya, punya properti sendiri, karena kalau bisnisnya gagal, lender bisa ambil propertinya jadi jaminan.
Tapi kita juga tau orang-orang yang butuh pinjaman itu kebanyakan orang yang masih merintis. Biasanya kalau seperti ini, kita cuma butuh mengerti apa rencana ke depannya, bagaimana cash flow projection nya, bagaimana pengalaman operatornya sebelumnya. Makin tinggi resikonya, makin tinggi bunga pinjamannya."
Bagaimana jika saya sudah memiliki hutang dengan institusi keuangan lain untuk bisnis/investasi saya yang lainnya?
Mr Sutantyo: "Nggak masalah, ini malah lebih bagus lagi. Jadi lender juga bisa melihat bagaimana sejarah pembayaran kita dengan lender yang lain, kalau pembayarannya tepat waktu, tentu saja lender akan lebih nyaman untuk memberikan pinjaman. Yang penting, peminjam bisa mendemonstrasikan kalau mereka mampu membayar cicilannya tiap jatuh tempo dan tidak akan merugikan bisnis mereka sendiri."
Untuk wawancara selengkapnya, dengarkan podcast SBS Indonesian.