Pandemi COVID-19: 'Tidak Ideal', Gereja Rayakan Paskah Tanpa Umat

Pandemi virus corona memaksa masyarakat dunia memiliki "kebiasaan normal yang baru", termasuk untuk tidak pergi beribadah ke tempat peribadatan. Lalu bagaimana umat Katolik harus merayakan Paskah tahun ini ditengah wabah COVID-19?

Aranda de Duero's priest chairs a mass on occasion of Palm Sunday at the Santa Maria church in Aranda de Duero, Burgos, Spain, 5/4/2020 without any congregation Source: AAP Image/EPA/Paco Santamaria

Pandemi virus corona membuat manusia di seluruh dunia memiliki "kondisi normal baru", termasuk untuk tidak melakukan ibadah di tempat-tempat peribadatan.

Di masa Paskah ini, yangmana merupakan masa paling penting dalam liturgi, Gereja Katolik juga memiliki rutinitas normal yang baru dimana misa tidak dihadiri oleh umat tetapi justru disiarkan melalui televisi atau secara online melalui media-media sosial.

Source: SBS

SBS Indonesian berbincang dengan Romo Petrus Suroto selaku Pastor Ketua dari Catholic Indonesian Community (CIC) di Sydney, yang berada di bawah Keuskupan Sydney, tentang bagaimana umat dan gereja merayakan Paskah kali ini.

Anda yang berada di Australia harus menjaga jarak setidaknya 1,5 meter dari orang lain. Perkumpulan dibatasi hanya hingga dua orang, kecuali dengan keluarga atau anggota rumah tangga Anda.  

Jika Anda yakin telah terjangkit virus tersebut, hubungi dokter Anda (jangan kunjungi) atau hubungi Hotline Nasional Informasi Kesehatan Virus Corona di nomor 1800 020 080. Jika Anda kesulitan bernapas atau mengalami keadaan darurat medis, hubungi 000.

SBS berkomitmen untuk memberi informasi pada komunitas Australia yang beragam tentang perkembangan terbaru dari COVID-19. Berita dan informasi tersedia dalam Bahasa Indonesia di sbs.com.au/language/indonesian/coronavirus-updates

Dengarkan SBS Indonesian setiap hari Senin, Rabu, Jumat dan Minggu jam 3 sore. Ikuti kami di Facebook dan jangan lewatkan podcast kami.