'Membangun Hubungan Multikultural': Pemeran Rama dan Sinta Bagi Pengalaman di Balik Panggung Teater Rahwana

Fahmi Fathurrohman as Ram and Simran Kaur as Sita in the play Rahwana. Credit: SBS Indonesian/Anne Parisianne
Bagi Fahmi Fathurrohman dan Simran Kaur, bermain dalam teater Rahwana bukan hanya soal akting, tetapi juga pengalaman belajar budaya dan membangun hubungan dengan pemain multikultural lainnya.
Drama Teater Rahwana telah dipentaskan pada Sabtu 8 November lalu. Pertunjukan yang diselenggarakan
oleh Perwira atau Indonesian Society of Victoria ini dimainkan oleh para pemeran dari berbagai
latar belakang budaya seperti Indonesia, Australia, India, Turki, Jepang, dan Nepal. Meski
sangat multikultural, pertunjukan ini tetap kental dengan budaya Indonesia melalui penampilan
berbagai kesenian khas Indonesia seperti tari kecak. Saya sempat hadir dan menyaksikan langsung
pertunjukan di RMIT Capitol Theatre di Melbourne ini, serta berbincang dengan pemeran Rama
-dan Shinta. Berikut liputan saya. -Oke, halo aku Fahmi. Aku bermain Rama di teater
-ini. -Apakah Anda memilih belakang pendidikan formal di
bidang seni pertunjukan atau ini sesuatu yang anda lakukan di samping pekerjaan utama Anda?
Sebenarnya saya pernah ikut unit teater di Jerman, tapi karena itu dalam bahasa Jerman, jadi saya
tidak terlalu banyak involve di teater itu. Dan sekarang mungkin ini aktualisasi dari pembelajaran
dari unit tersebut. Jadi saya ambil opportunity ini dan ini dalam bahasa Inggris. Dan ini jadi
challenge bagi saya sebenarnya karena bahasa Inggris itu bukan bahasa ibu saya. Jadi, di sini
saya jadikan platform untuk belajar juga. Tidak hanya budaya, tapi juga untuk
-memperbaiki bahasa Inggris saya juga. -Ini sebelumnya anda sudah tahu cerita tentang
-Rahwana? -Jujur saya familiar dengan nama Rama Sinta karena
itu romance story gitu dan Rahwana. Tapi masuk ke dalam story mengenal tentang cerita
itu saya tidak tahu banyak dan setelah gabung di teater ini jadi saya mengenal banyak tentang
-cerita. -Apa yang menarik bagi anda untuk audisi dengan
produksi yang lekat dengan budaya multikultural ini ya?
Oke, menurut saya multikultural itu sangat penting apalagi di kota Melbourne ini di mana banyak
orang dari seluruh dunia datang ke Melbourne. Dan ini, teater ini sangat penting menurut saya untuk
share awareness kepada masyarakat di Melbourne ini bahwa multikultural itu bukan sesuatu yang
bahaya. Multikultural itu bukan sesuatu yang negatif, tapi justru kita harus embrace
multicultural ini untuk menjadi pribadi yang lebih open terhadap dunia juga.
Nah, sebelumnya Anda berlatih untuk pertunjukan ini berapa lama?
Sebenarnya kita sudah berlatih dari bulan September mungkin dua tiga bulan ya. Tapi kita
latihan itu setiap weekend antara Sabtu atau Minggu dan terkadang juga fortnightly karena ya
dari kita masih banyak kesibukan-kesibukan lain. Ini bukan yang harus datang tiap minggu karena
tiap minggu itu ada scene yang harus kita latihan.
Bagian yang paling menantang dari produksi yang berbahasa Inggris ini?
Yang paling menantang itu sebenarnya flirting. Kayak flirting dengan seseorang yang baru saya
kenal itu challenge dan untuk menjadi pribadi yang romantik itu juga challenge bagi saya. At the
same time, saya sebagai Prince, sebagai Rama itu harus juga menonjolkan sisi kepribadian yang
kuat. Dan itu menurut saya sangat challenge dan flirting dalam bahasa Inggris itu kayak sesuatu
yang baru bagi saya. Mungkin saya bisa pakai ini untuk kehidupan yang real gitu kalau misalnya
[tertawa] ada kesempatan. Jadi banyak belajar tentang love.
Kan kita banyak tahu nih superhero kayak Marvel, DC, gitu ya. Kalau Rahwana nih dibandingkan dengan
villain di cerita Barat gitu siapa ya yang paling mirip?
Mungkin adanya yang mirip Rahwana, Rama, Sinta ini karena Romeo Juliet juga tentang romance kan ya.
[tertawa kecil] Dan Rama itu sosok yang calm, strong, tapi juga gila terhadap cinta, terhadap
Sita. Makanya dia pergi ke Rahwana untuk menyerang Rahwana karena Shinta diambil paksa dari
Rama. Itu bukan karena dia ingin berperang dengan Rahwana, tapi untuk cinta. Makanya dia enggak
membawa pasukan-pasukannya, tapi dia datang sendiri dengan cinta. Jadi mungkin kayak Romeo dan
-Juliet kali ya. -Produksi ini diselenggarakan oleh perwira dan
menggunakan banyak elemen budaya Indonesia, tapi pemerannya banyak multikultural. Ada orang dari
Nepal, India, Turki, Vietnam dan sebagainya nih. Bagaimana rasanya bagi Anda sebagai orang
Indonesia tampil bersama mereka dalam produksi yang pada dasarnya adalah banyak elemen budaya
-Indonesia? -Karena berada di lingkungan multikultural itu
mimpi saya dari dulu. Saya belajar bahasa Inggris karena saya ingin bersama orang-orang
internasional. Saya ingin mempelajari dunia itu lebih banyak lagi. Dan dengan platform ini saya
bisa banyak mengenal cast-cast dari Nepal, yang tadi di Australia, dari Turki juga, dan ini
platform luar biasa bagi saya untuk mengenal mereka lebih banyak dan juga kultur-kultur mereka.
Karena hampir di beberapa negara di Southeast Asia, juga di South Asia, mereka punya versinya
sendiri. Mereka punya pronounciation untuk contohnya Rama, di India itu Ram. Jadi saya
belajar banyak hal. Saya sangat bangga sekali karena dari kecil saya ingin memperkenalkan
Indonesia. Saya dulu tuh belajar bahasa Inggris karena memang ingin memperkenalkan daerah saya
dulu. Karena daerah saya itu di daerah wisata Anyer, Carita. Jadi saya ingin memperkenalkan itu.
Jadi dari skala kecil dan sekarang itu saya justru saya nggak nyangka gitu bisa memperkenalkan
di skala yang besar Indonesia di Australia dengan berbagai jutaan orang
yang multikultural justru saya sangat bangga sekali dan juga untuk sekarang karena Indonesia
itu dikenal dengan Bali makanya kita menonjolkan Bali ini untuk menunjukkan bahwa kita ada-- Bali
itu Indonesia. Jadi ya, uh, showing cultural things to international people itu saya sangat
bangga sekali dan saya akan terus berdedikasi untuk Indonesia juga untuk memperkenalkan
-Indonesia kepada khalayak umum. -Pertunjukan ini ditujukan untuk ke siapa nih? Apa
lebih ke komunitas diaspora Indonesia atau memang diaspora secara umum saja gitu? Karena bahasa
Inggris juga, bagaimana nih kalau target penontonnya adalah misalnya orang Australia nih
secara umum tapi kan banyak orang dari budaya-budaya lain yang mungkin kurang paham
-tentang Rahwana. Jadi bagaimana? -Sebenarnya karena ini dalam bahasa Inggris dan
juga ceritanya itu lebih ke culture. Ini bukan tentang Hindu karena di teater ini tidak
ada scene yang menunjukkan tentang ke religi. Tapi ini lebih ke budaya di mana kita juga
menonjolkan budaya India, budaya Nepal juga dan jug-- juga budaya Indonesia dengan adanya Balinese
Kecak Dance kayak gitu. Ya, jadi ini untuk menggaet international people juga. Ini bukan
hanya untuk orang Indonesia, tapi juga orang-orang internasional yang ada di Melbourne ini.
Dan kedepannya Anda ingin tidak lebih banyak lagi kegiatan seperti ini?
-[latar belakang suara musik] -Pertunjukan multikultural di Australia.
Event seperti ini tuh sangat penting, di mana Kota Melbourne itu banyak dari seluruh dunia datang.
Jadi, biar wawasan masyarakat tentang homogen ini jadi enggak ada lagi. Bahwa kita di sini itu
heterogen. Banyak dari kita itu datang dari background yang berbeda, agama yang berbeda, ras
yang berbeda. Jadi, ini lebih cocok dan lebih relate ke kehidupan yang ada di Melbourne ini.
Dibandingkan yang hanya event yang hanya satu, yang homogen. Contohnya misalkan India aja atau
-Chinese atau Indonesia saja atau Australia. -Ke depannya, apakah Anda ingin bermain teater
-lagi? -Oh, karena ini tuh opportunity banget ya. Kayak
membuka gerbang bagi saya untuk ke depannya. Saya juga suka di on stage, saya suka berada
di publik. Jadi, kemungkinan besar saya akan audisi lagi untuk ini kalau misalkan ada
opportunity lagi. Dan karena juga saya suka singing, choir, saya ada rencana untuk daftar
karena temen saya itu udah ngirim saya link dan ya deadlinenya itu di bulan-bulan ini, awal
November. Jadi, ya saya sangat excited dan ya ini pengalaman berharga bagi saya dan mungkin bisa
-dijadiin pengalaman bermain pentas. -Saya juga sempat berbincang dengan pemeran Shinta,
yaitu Simran Kaur. Simran adalah orang Australia dari budaya Nepal dan Punjabi. Bermain sebagai
Shinta di Teater Rahwana merupakan pengalaman pertama kalinya bagi Simran di panggung teater.
Meskipun demikian, ini bukan pertama kalinya Simran berakting, karena ia sebelumnya telah
-bermain dalam beberapa film pendek. -My name is Simran and I was born in Nepal. My
parents are a mix, so my dad's Punjabi and my mom's Nepalese. So, I'm like raised with the very
multicultural background and, yeah, I've been here in Australia for seven years now. And I'm playing
Sita in this theatre. I've never done theatre before, but I've done a lot modeling. So I've done
a lot of modeling projects, fashion editorial, runways and some short films and acting, which
is more commercial style acting. So, not theatre at all. So, that actually inspired me to do this.
And yeah, so acting in commercials is very different to doing theatre because you're not kind
of allowed to make mistakes. And it's been very amazing, like, you know, auditioning for this and
actually getting in. So yeah, some acting skills definitely help me with this. I saw this audition
popping up and I was like, should I try? I've never done theatre before, I don't know if I can
do it. But it was like, why not challenge myself. I'm someone who's done a lot of things all my life
like singing, dancing, acting, editing, and painting. So, I love trying new things out. So
that was definitely me, I would not say no to that. So, I went on to this audition. And after a
month or so I got a call confirming that I was selected. And yeah, so that's how I got involved
-and I'm very happy that I got selected. -Sebagai seseorang yang tumbuh dengan kisah
Ramayana, Simran tidak asing dengan tokoh-tokoh Rahwana, Sinta dan Rama. Namun, teater kali ini
memberikan perspektif yang sangat berbeda. Simran mengatakan selama ini Rahwana selalu dipandang
sebagai sosok jahat. Akan tetapi, dalam pertunjukan ini Rahwana ditampilkan dari sudut
pandangnya sendiri sebagai manusia yang cerdas dan berpendidikan namun terjerumus karena egonya.
Simran juga menuturkan rasa bangga keluarganya ketika mengetahui bahwa ia memerankan Sinta.
Yeah, so I did grow up with this story as a child and growing up in Australia, I came here in
2018 so that did not change most of it even though I did melt into this culture as well. This story
definitely help me see the whole story in a different wa y cause we always thought of Rahwan
as a bad character. And we thought he's the monster and he's supposed to be the bad guy, but
this story is all about his perspective. And he is just a human being with bit of ego that got the
bad of him. And yes, he's intellectual, so educated and just the love for his family and
little bit of ego got him end up like that. And it definitely made me look at the whole story in
different perspective. Talking about this like Ram, Sita, Rahwan it's something that I've- I've
heard of since I was a kid. And actually being able to play this role it just makes me connect to
the whole culture that I was grown up in. And my grandma was really happy that I'm doing this role
and seeing me in the whole outfits like a goddess, dressed in a goddess outfit. She was like, oh my
God, when is the show? And she's very excited for me. And my mom as well, she was like, oh my God,
you are Sita, you are a pure soul and that's what Sita is. She's a goddess and pure heart. And yeah,
-like everyone's very happy including myself. -Simran mengatakan Australia adalah negara
multikultural dan kehadiran teater seperti ini membantu masyarakat memahami berbagai budaya yang
ada dan memperkuat koneksi antar budaya. Bagi Simran, pengalaman berakting di pementasan Rahwana
ini merupakan pengalaman berharga dalam mempelajari budaya Indonesia.
Australia is such a multicultural country. We have people from Nepal, India, Indonesia, Pakistan,
like it's full of all the heritages and cultures which means having, like theatres like this or any
like initiative like this, it's definitely gonna help like, people to understand what exists in our
side and understand us better. That helps with the connection and everything as well. I think
it's interesting, it's very interesting for me to learn a new culture because I'm someone
multicultural myself and living in Australia now. So that's a lot of cultures combined together. And
watching, like learning about Indonesian culture helps me a lot. Even the dance, my cast, Rama, was
telling me it's a big thing and I'm so excited to watch it. He was really excited for the dance
itself and I'm very excited to see it as well during the rehearsals. So, I think it's amazing
for me to learn about a new culture and just be a part of it.
Ketika ditanya mengenai tantangan terbesar, Simran menyebutkan bahwa membangun hubungan romantis di
atas panggung dengan pemeran Rama merupakan hal yang paling menantang. Berikut penuturan lengkap
-Simran mengenai hal tersebut. -I've never done, like on screen romance as much.
Like there's no romance as in no kissing involved anything like that. But, it's just, I've only done
some acting and on spot acting and that did not include that intense chemistry between two people.
And here I'm doing Sita's role and my husband is Ram and I get kidnapped by Rahwan and I have to
show the emotions that I'm missing my husband. And it was a bit a lot intense because I had to build
on that chemistry with my co-actor so that it doesn't look awkward in screen. Because, like we
had to do a little dance and we have to like, you know, like talk about some romantic stuff, like,
"Oh my God, I love being with you and the life feels so good with you," something like that. So,
it would look really awkward if we did not actually, like have that chemistry. So, we worked
on friendship and chemistry off screen so that it looks good on screen. So
yes, so that definitely helped. Now we're friends, so now it really helps us to be more natural in
camera or even in the theater, in the performance. So just building that up because in the first
rehearsal everyone could tell like, "Come on, you guys are like couple, like act like couples, like
why are you so far away." So that was how it started. Now we are like very comfortable and like
we are more natural which was like a little step by step process and that would have been a little
-more challenging for me to do. -Demikian tadi pendengar, rangkuman terkait pemeran
Rama dan Sinta di cerita Rahwana yang dibawakan oleh Anne Parisianne untuk SBS Indonesian.


