Marliana Tri Widyastuti menghabiskan waktu kurang lebih satu tahun untuk mengembangkan teknologi pemetaan tanah berbasis AI yang dapat digunakan untuk mengukur kelembapan tanah.
Di bawah bimbingan Prof. Budiman Minasny di Sydney Institute of Agriculture dari University of Sydney, Ms Widyastuti menggunakan "deep learning model" untuk mengombinasikan data kelembapan tanah dari Departement of Natural Resources and Environment Tasmania dengan data-data lain seperti cuaca dan topografi.
Para peneliti ini menyebutkan bahwa pemodelan tersebut merupakan yang pertama yang beroperasi di dunia, yang memiliki jangkauan lebih nyata daripada sekadar jurnal ilmiah.
Prof. Minasny mengatakan bahwa peta online/daring interaktif ini disambut baik oleh para petani di Tasmania, yang dapat secara langsung dan mudah mengakses data kelembapan tanah, yang dapat berguna dalam penentuan sistem irigasi pertanian mereka. Secara lebih luas, peta ini juga dimanfaatkan untuk memantau wilayah yang rawan kebakaran hutan.
Ms Widyastuti mengatakan dirinya berharap dapat mengembangkan hasil penelitian ini secara lanjut dalam studi Doktoral yang sedang ditempuhnya saat ini.
Dengarkan podcast ini selengkapnya.