Dangdut ala Jawa Timur, dangdut nuansa Jawa Barat, bahkan dangdut Malaysia mungkin sudah biasa. Tapi bagaimana dengan dangdut ala Melbourne?
Kelompok musik Yarra Irama, yang berbasis di kota Melbourne baru-baru ini merilis single pertama mereka ‘Touch On’.
Bagi warga kota ini, mungkin istilah ‘touch on’ sudah tidak asing lagi, yaitu ketika penumpang menyentuh alat pendeteksi di transportasi umum seperti tram atau kereta dengan kartu transportasi umum yang dikenal dengan Myki.
SBS Indonesian berbincang dengan Chris Redden, pemain drum Yarra Irama. Sebelum bergabung dengan kelompok ini, ia bukanlah penggemar berat musik dangdut. Namun ia mendapati bahwa pengalaman bermusik kali ini memiliki keasyikan tersendiri, terutama saat tampil live, dikarenakan energi penonton dan usia penonton yang sangat beragam.
Michael Raditya, pemain ketipung Yarra Irama, juga berprofesi sebagai peneliti bidang musik dan telah menerbitkan buku tentang musik dangdut - mulai dari asal-usul musik ini hingga pergeserannya saat ini dari kostum dan goyangan yang heboh ke gaya busana yang lebih mirip musik K-pop serta meningkatnya popularitas musik ini di kalangan anak muda baik yang berasal dari kelas ekonomi rendah maupun tinggi.
Baru-baru ini grup dangdut aliran funkot/koplo Feelkoplo diundang mengisi acara Festival Alun-Alun yang diadakan oleh oleh Perhimpunan pelajar Indonesia di Australia cabang Victoria di Melbourne. Kemungkinan besar, grup ini merupakan seniman dangdut pertama yang didatangkan dari Indonesia untuk festival tersebut.
Dengarkan podcast ini selengkapnya.