Indonesian dances medley from Bandung, songs performed by Australian students enliven Festival Indonesia 2025

Outdoor Festival Indonesia 2025 at Argyle Square, Carlton, Melbourne. Credit_ SBS Indonesian_Anne Parisianne.jpg

Outdoor Festival Indonesia 2025 at Argyle Square, Carlton, Melbourne. Credit: SBS Indonesian/Anne Parisianne

One of the Indonesian community's largest annual events in Australia, Festival Indonesia, has been held in Melbourne. How was the event?


Festival Indonesia returned to Argyle Square, Carlton, Melbourne on Sunday, 19 October 2025, bringing its annual outdoor celebration to enthusiastic crowds. This year's festival embraced the theme "Glorious Sriwijaya" and showcased arts and cultural performances from South Sumatra, Jambi, and Bangka Belitung.

Visitors enjoyed diverse activities including dance and band performances, traditional reog shows, food stalls, clothing vendors, fashion shows, and children's workshops.

Festival organisers brought back the popular flashmob tradition, this year setting it to the song Cuk Mak Ilang. The Krida Art Group from Bandung performed the Nusantara Medley Dance, while several music groups, including one featuring Australian students, performed Indonesian songs.
I love all Indonesian songs... like [the works of] Sheila on 7 or Cokelat.
Finn Collins, student at theDromana Secondary College
Zali Horner, Helena Anggraeni (the teacher), Jay Wickes, and Finn Collins at Festival Indonesia 2025.
From Dromana Secondary College: Zali Horner, Helena Anggraeni (the teacher), Jay Wickes and Finn Collins at Festival Indonesia 2025. Credit: SBS Indonesian/Anne Parisianne
SBS Indonesian spoke with Australian student Finn Collins, who performed Indonesian songs alongside his two friends and teacher. We also interviewed Nadira Alia, a teacher from Krida Nusantara high school, and Cairo, one of the students who performed the Nusantara Medley Dance. Festival organizing committee chair Cely Goeltom explained to SBS Indonesian why they chose "Glorious Sriwijaya" as the theme.
Listen to the full podcast.
Listen to SBS Indonesian on Mondays, Wednesdays, Fridays and Sundays at 3pm.
Follow us on Facebook and Instagram, and don't miss our podcasts.

Festival Indonesia Tahunan yang diadakan di tempat terbuka kembali digelar di Argyle Square di Carlton di Melbourne pada hari Minggu 19 Oktober lalu. Dengan mengusung tema Glorious Sriwijaya, festival tahun ini menghadirkan berbagai kegiatan seperti penampil tari dan musik, pertunjukan reog, kios

makanan, kios pakaian, peragaan busana, dan loka karya untuk anak-anak. Saya berkesempatan hadir dan berbincang dengan dua grup pengisi acara serta penyelenggara festival. Salah satu penampil adalah Finn Collins. Ia adalah pelajar kelas 12 di SMA Dromana di Mornington Peninsula. Finn bersama gurunya

dan dua teman sekolahnya membawakan lagu-lagu Indonesia seperti karya Sheila On 7 dan Coklat Berikut ini perbincangan saya dengan Finn Nama saya Finn dan saya berasal dari Turamana. Saya akan main musik di belakang saya bersama ibu guru saya dan beberapa teman saya. Ibu guru saya akan menyanyikan

semua lagu dalam bahasa Indonesia. Saya hanya bermain perangkat drum. Saya tidak bisa bernyanyi sama sekali. Bermain musik, lagu apa lagu Indonesia? Ya, lagu Indonesia seperti Bandera oleh Coklat dan juga Bagaikan Langit dan Melompat Lebih Tinggi oleh Sheila On 7. Waduh, kok ini Finn sangat menarik

nih. Kenapa Finn tertarik dengan lagu-lagu Indonesia? Saya suka semua lagu-lagu Indonesia karena semua lagu cepat dan saya suka lagu dari jenis rock dari Indonesia. Band seperti Sheila On 7 atau Cokelat. Asik sekali dan semua lagu-lagu Dan Finn memang suka dengan budaya Indonesia berarti ya? Oh ya,

saya sangat suka budaya Indonesia dan saya sudah mempelajari kebudayaan unik seperti Suku Dayak dan Tanah Toraja. Tetapi yang paling saya suka pasti makanan Indonesia yang sangat enak seperti makanan khas di Yogyakarta seperti Gudeg. Saya suka budaya Indonesia karena sangat unik dibandingkan dengan

kebutaian di dunia lain. Pada khususnya saya suka semangat gotong royong di Indonesia dan akramat tamahan. Wah baik, bagus sekali. Dan ini untuk latihan performa hari ini, itu latihannya berapa lama ya? Dengan pandan saya, saya sudah berlatih mungkin 2 minggu. Tetapi saya sibuk sekali saat ini

karena saya sedang duduk di kelas 12, jadi ada banyak ujian. Dan ini Finn, anda rencananya untuk latihan ini, anda ke depannya mau terus tampil tidak untuk band Indonesia? Ya, saya tentu saja akan terus main lagu-lagu Indonesia bersama ibu guru saya, karena sangat asyik main musik di depan banyak

orang Indonesia yang bersamangat sekali. Saya diinspirasi oleh ibu guru saya karena dia sudah berteman dengan salah satu anggota band Sheila On 7 Jadi saya diinspirasi oleh dia. Apa yang paling Fin suka dari acara ini? Saya suka suasana di festival ini dan semua makanan sangat enak. Saya sudah

mencicipi ayam goreng yang sangat enak. Saya pikir acara seperti ini sangat penting untuk diadakan di Australia karena ada banyak orang Indonesia yang pindah ke kota Melbourne dan kota lain di Australia. Dan penting sekali untuk menunjukkan orang Australia tentang kebudayaan orang Indonesia yang

sangat kaya. Fin sudah pernah ke Indonesia? Ya, sudah pernah ke Pulau Bali dan kota Yogyakarta. Tetapi saya sangat lebih suka kota Yogyakarta karena kebudayaan dan perasaan keramatan orang setempat di sana luar biasa. Saya Mulai belajar bahasa Indonesia mungkin enam tahun yang lalu. Saya ada rencana

untuk pindah ke Indonesia mungkin untuk satu tahun. Dan di sana saya bisa mengalami kehidupan sehari-hari Indonesia. Dari Bandung, hadir Krida Art Group, yang merupakan kelompok seni dari SMA Krida Nusantara. Mereka menampilkan tari medley Nusantara. Saya berbincang dengan Ibu Nadira Alia, selaku

Ketua Kontingen, dan Kairo, salah satu penarinya. Berikut ini perbincangan kami. Ibu Nadia jadi kerida art group datang ke festival Indonesia ini menampilkan apa ya? Hari ini kita menampilkan medley, ada enam tarian ya. Tariannya ada Lenggang Nyai dari Betawi, Batak Berlayar dari Sumatera, Nyesek

Dance from West Nusa Tenggara, Orlape Dance from Maluku, Glipang Dance from East Java, dan Cie 23 Dance from West Sumatera. Pakah akan mempertunjukkan tabola bale juga nanti? Betul, nanti akan diakhiri dengan tabola bale dan mau mereh ya. Ini kerida art group adalah apa nih? Boleh dijelaskan tidak?

Apakah grup musik atau bagaimana dan dari Indonesia atau berdomisili memang di Australia? Kami kerida art group, we hail dari Bandung. Keridaan Nusantara itu adalah SMA, SMA terpadu, SMA boarding school ya kalau in English berarti. Yayasannya sebenarnya sudah ada dari tahun 70an, tetapi officially

berdiri sekolahnya itu tahun 96. Dan kerida art group ini yang sekarang ini, kerida art group pertama itu tahun 2003. Jadi sekarang kerida art group itu sebenarnya setiap tahun kita pasti berbeda-beda yang ditampilkan. Tahun ini kita menari, tapi seperti tahun-tahun sebelumnya ada angklung,

kadang-kadang ada menyanyi, band tradisional membawa lagu tradisional, tergantung setiap tahun itu pasti kita berbeda-beda. Jadi apakah keridaan grup itu kelompok kesenian dari sekolah kerida? Betul. Yang setiap tahun itu pasti pesertanya berbeda-beda. Karena peserta kami itu adalah anak kelas 11 di

sekolah kami. Ini khusus datang ke Australia dalam rangka apa? Untuk mengikuti festival ini. Kemarin kita sempat ke Portland. Boleh tahu nih, latihannya berapa lama untuk tari medley yang ada 6 tarian itu? Kalau yang medley mungkin sekitar 1 atau 2 bulan, tapi kalau total keseluruhan kita berlatih

selama 9 bulan. Bagaimana antusiasmenya datang ke Australia? Bangga tidak membawa anak-anak murid untuk tampil di negara lain? Banyak dari siswa kami yang datang, banyak dari penari-penari kami yang adalah siswa yang datang pada kesempatan ini itu merupakan pertama kali mereka. datang ke luar

negeri, jadi bagian paling berharga adalah ini adalah penyampaian internasional pertama mereka. Dan mereka datang jauh ke sini, semoga dengan mereka datang jauh-jauh mereka semakin terbakar rasa nasionalismenya, semakin bangga dengan bentuk seni tradisional mereka. Ini bangga sekali, bangga sekali,

happy sekali anak-anak bisa ada di sini. Bagaimana kesannya sejauh ini melihat, entusiasme pengunjung ini bagaimana ya? Begitu datang, tidak menyangka kalau ternyata seramai ini. Dan seru banget ya, ternyata banyak sekali orang-orang Australian yang membawakan reok monorogo. Jadi ini melihat itu,

baru melihat hal itu aja, simple as that, kayaknya the kids udah on fire sih. Jadi kami sangat merasa semangat karena kami bisa menyebarkan budaya kami kepada orang-orang yang di sini. Jadi orang-orang itu tahu gitu, oh Indonesia itu ada berbagai budaya, oh ini tariannya dan kreasinya yang

turun-temurun dari para leluhur, gitu. Jadi kami itu sangat semangat untuk memberitahu mereka kayak, ini loh kami Indonesia, orang Indonesia itu punya banyak budaya, gitu. Saya juga sempat berbincang dengan Ibu Cely Goeltom, selaku Ketua Penyelenggara Festival Indonesia, untuk mendengarkan

penjelasan beliau mengenai festival yang diadakan di tempat terbuka ini. Hari minggu ini sebenarnya outdoor festival, jadi ini rangkaian acara dari Festival Indonesia, dimana kita ada trade, ada investment, ada culinary, ada workshop, ada art, ada dance, ada music, semuanya kita coba cakup. Apa yang

Ibu harapkan yang didapat oleh warga Indonesia yang menghadiri festival ini? Buat kita yang orang Indonesia di sini, barangkali salah satu adalah kebanggaan kita bisa memperkenalkan negara kita, terutama diaspora Indonesia. Itu seperti biasa, kalau jauh dari tempatnya, jauh di mata, tapi selalu

dekat di hati. Jadi untuk kita ini merupakan satu ajang untuk menunjukkan cinta kita terhadap Indonesia, untuk orang Indonesia di sini. Bersamaan dengan itu, Karena kita hidup di negara Australia, kita juga perlu untuk menyesuaikan hal-hal adaptif ke cara hidup sini. Jadi dengan bertemu dengan

orang-orang non-Indonesia di sini, kita mengajak mereka mengenal Indonesia, kita berbuat sesuatu yang baik buat rakyat Indonesia di Indonesia, tapi at the same token, itu juga membuktikan kepada masyarakat di sini bahwa kita adalah masyarakat Indonesia yang baik yang bisa berintegrasi dengan mereka

di sini dan dengan sendirinya kita bangga bisa menjadi, bisa memperkenalkan dan bisa membuktikan bahwa Indonesia and Indonesian people is good people Mengapa tema tahun ini adalah Glorious Sriwijaya? Dari tahun ke tahun kita memang mengambil beberapa daerah yang berbeda-beda. Tahun ini kita

mengambil Glorious Sriwijaya karena satu, I think it's time beyond Bali. Bukan hanya Bali saja gitu ya. Lalu yang kedua, baru-baru ini juga banyak sekali diperkenalkan macem-macem kehebatan. daerah Sumbaksel, ya. Jadi dari Palembangnya, dari Jambinya, dari Bangka Belitung, semua mereka punya

keunikannya, gitu. Nah, dibantu dengan komunitas Sriwijaya di sini, dan ambasador kita dari New Zealand, Pak Tantowi, yang kebetulan juga memang berasal Putra Daerah, itu kita bisa mengajak dan memperkenalkan ini. Tapi tentunya di balik semua ini, Pekerjaan yang besar ini hanya terjadi karena

kolaborasi dari KJRI dengan volunteer, pekerja, donator, sponsor yang dari mana-mana. Baik Ibu, dan highlight yang paling spesial dari acara festival Indonesia tahun ini apa ya Bu? Kita selalu ada yang namanya flash mob. Flash mob itu kita coba perkenalkan tari yang Semacam apa ya, tari rakyat. Tari

rakyat dari daerah. Jadi, tahun ini kita mengadakan tarian rakyatnya Cama Inang itu yang dibuat atau di-create oleh putra daerah. Di tahun 2023, kita itu mendapat penghargaan dari MURI karena kita bisa mengatur lebih dari 1.200 orang menarikan tari tor-tor bersama-sama. Dan tahun ini juga kalau

tidak salah ada Dansa Tabola Bale, itu bagaimana Ibu? Itu kebetulan bukan dari daerah yang sama sih, tapi mengapa diadakan ya? Karena Indonesia segitu besarnya, jadi ya we choose one sebagai tema utama, tapi kita nggak akan lupakan segitu banyak daerah lain dan segitu banyak kehebatan daerah per

daerah yang kita akan majukan juga.

END OF TRANSCRIPT

Share
Follow SBS Indonesian

Download our apps
SBS Audio
SBS On Demand

Listen to our podcasts
Independent news and stories connecting you to life in Australia and Indonesian-speaking Australians.
Ease into the English language and Australian culture. We make learning English convenient, fun and practical.
Get the latest with our exclusive in-language podcasts on your favourite podcast apps.

Watch on SBS
SBS Indonesian News

SBS Indonesian News

Watch it onDemand