Mudahkah Mencari Pekerjaan di Australia dengan Visa Bekerja dan Berlibur?

There are many short-term farm jobs to choose from in regional Victoria.

There are many short-term farm jobs to choose from in regional Victoria. Source: Getty Images/Kelvin Murray

Pemerintah Federal telah meringankan persyaratan untuk Visa Bekerja dan Berlibur dalam upaya untuk menjaga agar industri dapat bertahan dan berkembang di tengah krisis virus corona. Namun pada umumnya, apakah mudah untuk mendapatkan pekerjaan di Australia menggunakan visa jenis ini?


Salah satu langkah yang diambil Pemerintah Federal untuk membantu tetap berjalannya roda industri di masa krisis akibat virus corona ini adalah dengan melakukan perubahan atas beberapa kebijakan imigrasi negeri ini. 

Termasuk diantaranya adalah kebijakan bagi pemegang Visa Bekerja dan Berlibur (WHV), dimana mereka dibebaskan dari batasan kerja enam bulan dengan satu majikan, jika mereka bekerja di industri yang kritis seperti kesehatan, perawatan lansia, perawatan disabilitas, penitipan anak, pertanian dan makanan. Mereka juga akan memenuhi syarat untuk visa lebih lanjut jika visa yang berlaku saat ini berakhir dalam enam bulan ke depan.

Meski demikian, pada umumnya, apakah mudah mendapatkan pekerjaan di Australia dengan menggunakan visa jenis ini?

Pekerjaan kantoran atau perkebunan?

Dyah Susilowati, 29 tahun, mengajukan aplikasi untuk Visa Bekerja dan Berlibur (WHV) ke Australia setelah merasa jenuh dengan rutinitas "pekerjaan kantoran"-nya di Jakarta . Perempuan asal Sragen, Jawa Tengah ini mengaku tidak memiliki target terlalu tinggi terkait pekerjaan apa yang nantinya akan ia lakukan di Australia. 

"Pas aku mutusin untuk ikut WHV itu nggak ada ekpektasi untuk bisa kerja kantoran, karena tahunya anak WHV kerjanya ya di kebun, ato di pabrik daging atau di restaurant atau di hotel jadi cleaner," ujarnya pada SBS Indonesian.
Dyah Susilowati WHV Indonesian
Dyah Susilowati thought that work and holiday visa could be her way in to work in Australia. Source: Supplied
Sejak mengunjungi Melbourne pertama kali pada tahun 2013 untuk acara perkuliahan, Dyah mengatakan dirinya jatuh cinta dengan Australia dan memiliki mimpi untuk bekerja di sini setelah lulus kuliah.

Melihat WHV sebagai pintu masuk untuk meraih impiannya, Dyah terbang ke Tasmania dengan Visa Bekerja dan Berlibur pada akhir Januari 2019. Di sana ia bekerja di kebun blueberry selama tiga bulan demi memenuhi periode yang dipersyaratkan agar nantinya dapat melamar WHV untuk tahun kedua.

Selesai tiga bulan di Tasmania, Dyah kemudian berpindah-pindah pekerjaan. Dari pekerjaan di Queensland untuk packing sayuran, berlanjut menjadi waitress dan pengantar makanan di Goulburn, hingga akhirnya ke kota besar Sydney.

"Kata teman-temanku di Sydney itu banyak kerjaan kalau mau mencari. Kayak jadi waitress, cleaner, casual jobs gitu," ungkap Dyah, yang mengaku pindah mencari pekerjaan di Sydney karena gaji yang didapatkannya di Goulburn terlalu rendah, bahkan tidak cukup untuk biaya makan dan sewa akomodasi. 

Tapi ternyata tidak semudah itu. Dyah mengatakan bahwa dirinya kurang beruntung karena mencari pekerjaan di saat musim dingin.

"Kalau mau kerja di kota, winter itu waktu yang kurang tepat untuk cari pekerjaan," ujarnya. "Ada, tapi harus effortnya banyak banget." Dyah mengatakan ia harus berjalan kaki sejauh 19 km setiap harinya untuk memberikan  resume di berbagai hotel dan juga restaurant. Dua rumah makan Jepang pada akhirnya mempekerjakannya, meski hanya selama satu bulan.

Sulit untuk bersaing

Dyah mengaku merasa beruntung ketika akhirnya mendapatkan pekerjaan sebagai Digital Media Executive di sebuah perusahaan periklanan di Sydney selama lima bulan. Ini adalah "pekerjaan kantoran" pertamanya dengan visa bekerja dan berlibur, dan dengan peran pekerjaan yang sama dengan yang dilakukannya di Jakarta.
Indonesian Passport with Visa Approved Wooden Stamp for Travel
It is not easy for Work and Holiday Visa holders from Indonesia to get the jobs they want. Source: Getty Images/Aaftab Sheikh
Meski demikian, ia merasa ada perbedaan antara pemegang visa berlibur dan bekerja asal Indonesia dengan mereka dari negara lain, khususnya dari Eropa.

"Menurutku, mayoritas WHV Indonesia itu kebanyakan kerja di sektor informal kayak hospitality, farm, animal cultivation [dan] cuman sebagian kecil yang bisa bekerja di sektor formal," ujar Dyah.

"Pas kapan itu aku masuk di perusahaan itu aku lihat banyak anak WHV Eropa yang mayoritas itu langsung  kerja kantoran. Jadi dari awal mreka apply WHV di negaranya mereka udah tahu nih aku mau cari pekerjaan yang sama di Australia, visanya pake WHV.

"Sedangkan di Indonesia tahunya, kalo aku secara pribadi, tahunya cuman o ok WHV Ke Australi kita bisa kerja apapun buat membiayai liburan kita. Tapi pada akhirnya di sini kita nggak liburan, nggak jalan-jalan terus, cuman nyari duit, nyari duit."

Meski visanya masih berlaku, saat ini Dyah telah kembali tinggal di Indonesia setelah dua bulan menganggur dan tidak juga menerima respon atas berbagai pekerjaan yang ia lamar.

Share
Follow SBS Indonesian

Download our apps
SBS Audio
SBS On Demand

Listen to our podcasts
Independent news and stories connecting you to life in Australia and Indonesian-speaking Australians.
Ease into the English language and Australian culture. We make learning English convenient, fun and practical.
Get the latest with our exclusive in-language podcasts on your favourite podcast apps.

Watch on SBS
SBS Indonesian News

SBS Indonesian News

Watch it onDemand
Mudahkah Mencari Pekerjaan di Australia dengan Visa Bekerja dan Berlibur? | SBS Indonesian