Kekerasan terhadap Perempuan dan Femisida di Australia dan Indonesia

Domestic violence victim

Domestic violence victim, a young woman being hurt Credit: pepifoto/Getty Images

Bagaimana perkembangan kasus kekerasan terhadap perempuan dan krisis femisida di Australia dan Indonesia?


PERINGATAN KONTEN: Podcast ini memiliki referensi tentang kekerasan dalam rumah tangga dan kekerasan seksual.
Dalam pernyataannya ke SBS Indonesia tertanggal 16 April 2025, Patty Kinnersly, CEO organisasi Our Watch, yaitu Organisasi Australia yang memiliki fokus mencegah kekerasan terhadap perempuan, mengatakan bahwa memang agak sulit mempercayai bahwa krisis kekerasan terhadap perempuan di Australia tengah berkurang saat dalam empat bulan pertama tahun ini saja sudah ada sebelas perempuan yang meninggal diduga karena mengalami kekerasan yang dilakukan oleh laki-laki.

Dua hari setelah SBS Indonesian menerima pernyataan ini, muncul lagi kasus yang diduga terkait kekerasan dan pembunuhan terhadap perempuan - Kali ini di Bankstown, Sydney, di mana jenazah seorang perempuan ditemukan dalam mobil yang hangus. Diduga, korban awalnya diculik dari rumah. Penyelidikan tentang kasus ini masih berlangsung.

Namun, data dari organisasi Our Watch menunjukkan bahwa sejak tahun 2012 proporsi perempuan yang mengalami kekerasan fisik terus menurun.

“Kita melihat ada kemajuan dalam pemahaman masyarakat tentang kekerasan terhadap perempuan, hingga makin banyak perempuan yang merasa bahwa kekerasan macam itu bisa dilaporkan pada polisi,” jelas Patty.
Menurut UN Women Australia, yang berada di bawah Perserikatan Bangsa Bangsa, femisida adalah bentuk paling ekstrem dari kekerasan terhadap perempuan. Berbeda dari pembunuhan atau homicide, motivasi dari femisida berbasis gender sehingga dipicu diskriminasi terhadap perempuan. Di tahun 2023 lalu, sebanyak 51,100 perempuan dibunuh oleh anggota keluarga atau pasangan mereka.

Di Indonesia, jumlah femisida meningkat namun pengertian tentang femisida masih terbatas dan seringkali masih dianggap bagian dari kasus kriminal semata. Salah satu yang baru-baru ini disorot adalah kasus pembunuhan wartawan bernama Juwita di Banjarbaru.

Menurut Komisioner Komnas Perempuan Sri Agustini, femisida seharusnya dikenakan hukuman yang lebih berat.

Menurut Patty Kinnersly dari organisasi Our Watch, usaha pencegahan primer kekerasan terhadap perempuan, misalnya melalui pendidikan di sekolah, masih terbilang baru di Australia.

Menurutnya, pencegahan tindakan kekerasan tidak hanya sekedar mengubah perilaku,melainkan usaha yang memerlukan pembangunan masyarakat yang lebih setara baik di daerah perkotaan maupun regional di Australia. Krisis kekerasan terhadap perempuan memerlukan perubahan struktural, legislatif dan juga kebijakan.
Sri Agustini (Komnas Perempuan) Courtesy of Sri Agustini.jpg
Sri Agustini from Komnas Perempuan Credit: Supplied/Sri Agustini
Sedangkan Sri Agustini dari Komnas Perempuan menggambarkan perjuangan berat untuk kesetaraan gender dan penghapusan kekerasan terhadap perempuan di Indonesia.

Apabila anda atau kenalan anda terdampak kekerasan dalam rumah tangga, hubungi
1800RESPECT lewat nomor 1800 737 732 atau kunjungi 1800RESPECT.org.au. Dalam keadaan darurat, hubungi 000.


Dengarkan SBS Indonesian setiap hari Senin, Rabu, Jumat, dan Minggu jam 3 sore.
Ikuti kami di Facebook dan Instagram, serta jangan lewatkan podcast kami.

Share
Follow SBS Indonesian

Download our apps
SBS Audio
SBS On Demand

Listen to our podcasts
Independent news and stories connecting you to life in Australia and Indonesian-speaking Australians.
Ease into the English language and Australian culture. We make learning English convenient, fun and practical.
Get the latest with our exclusive in-language podcasts on your favourite podcast apps.

Watch on SBS
SBS Indonesian News

SBS Indonesian News

Watch it onDemand
Kekerasan terhadap Perempuan dan Femisida di Australia dan Indonesia | SBS Indonesian