Onoy Lokobal, seorang warga Jayawijaya sekaligus jurnalis lokal dari media Nokenwene, menuturkan bahwa tidak banyak perubahan yang dirasakan pada Natal tahun ini. Di balik senyum syukur para jemaat, terselip rasa waswas yang telah menjadi kawan lama bagi warga setempat.
Tradisi Bakar Batu: Jantung Perayaan Masyarakat
Meski ruang gerak terbatas, masyarakat tetap berupaya menjaga tradisi leluhur yang menjadi ruh setiap perayaan besar: Barapen atau Bakar Batu. Bagi warga Papua Pegunungan, Natal tidak identik dengan kue-kue manis di atas meja, melainkan asap yang mengepul dari lubang batu panas.
"Kami menyiapkan kayu bakar dan batu, lalu menghitung jumlah babi yang akan disembelih. Setelah itu, warga membuat lubang besar untuk memasaknya," jelas Onoy.

Credit: Wikimedia Commons
Ironi Ekonomi: Harga Babi Melampaui Sapi di Jawa
Namun, melestarikan tradisi ini memerlukan biaya yang tidak sedikit. Tingginya permintaan selama musim Natal membuat harga ternak melonjak drastis. Onoy mengungkapkan fakta mengejutkan mengenai ekonomi lokal di sana.
"Harga satu ekor babi berkisar antara Rp 20 juta hingga Rp 40 juta. Secara umum, seekor babi di Papua jauh lebih mahal daripada seekor sapi di Pulau Jawa. Bahkan, babi ukuran besar bisa setara dengan harga dua ekor sapi."
Hidup dalam Ketidakpastian Keamanan
Di balik kemeriahan Barapen, bayang-bayang konflik dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM) masih menghantui. Kehadiran personel militer yang masif di wilayah perkotaan dan suara tembakan yang kerap terdengar di pinggiran hutan menciptakan atmosfer yang kurang kondusif.
Onoy menggambarkan kondisi psikologis warga dengan getir. "Umumnya di Papua Pegunungan ini, tidak ada rasa nyaman. Kami merasa terjepit oleh situasi," ujarnya.

Tradisional Papuans Credit: Bob Brewer in unslpash
Natal di Kamp Pengungsian
Kondisi paling memprihatinkan terjadi di wilayah seperti Kabupaten Nduga, Pegunungan Bintang, dan Yahukimo. Hingga tahun ini, ribuan warga masih bertahan di kamp-kamp pengungsian akibat konflik yang berkepanjangan.

Onoy Lokobal, jurnalist for Nokenwene in Jayawijaya, Papua Pegunungan. Credit: Onoy Lokobal
"Doa dari perayaan Natal di pengungsian adalah harapan agar Papua Pegunungan, dan Papua secara umum, segera aman kembali," tutup Onoy.
————
Nurhadi Sucahyo











