Nusantara: Natal di Jayawijaya Provinsi Papua Pegunungan

fadhil-abhimantra-3WrgrZhO2DM-unsplash.jpg

Christmas in West Papua Credit: Fadhil Abhimantra on Unsplash

Di saat lonceng gereja berdentang di seluruh dunia menyambut kelahiran Sang Juru Selamat, suasana khidmat di Provinsi Papua Pegunungan terasa berbeda. Bagi masyarakat di jantung bumi Cenderawasih ini, Natal bukan sekadar pesta pora, melainkan sebuah refleksi di tengah keterbatasan dan situasi keamanan yang belum menentu.


Onoy Lokobal, seorang warga Jayawijaya sekaligus jurnalis lokal dari media Nokenwene, menuturkan bahwa tidak banyak perubahan yang dirasakan pada Natal tahun ini. Di balik senyum syukur para jemaat, terselip rasa waswas yang telah menjadi kawan lama bagi warga setempat.

Tradisi Bakar Batu: Jantung Perayaan Masyarakat

Meski ruang gerak terbatas, masyarakat tetap berupaya menjaga tradisi leluhur yang menjadi ruh setiap perayaan besar: Barapen atau Bakar Batu. Bagi warga Papua Pegunungan, Natal tidak identik dengan kue-kue manis di atas meja, melainkan asap yang mengepul dari lubang batu panas.

"Kami menyiapkan kayu bakar dan batu, lalu menghitung jumlah babi yang akan disembelih. Setelah itu, warga membuat lubang besar untuk memasaknya," jelas Onoy.
Bakar_Batu.jpg
Credit: Wikimedia Commons
Prosesi ini adalah bentuk kebersamaan. Daging babi, atau yang akrab disebut Wam, diletakkan di atas batu yang telah membara, lalu ditutup dengan ubi, keladi, dan sayuran segar. Tradisi ini diyakini menghasilkan cita rasa paling lezat dan menjadi simbol perekat persaudaraan yang tak lekang oleh zaman.

Ironi Ekonomi: Harga Babi Melampaui Sapi di Jawa

Namun, melestarikan tradisi ini memerlukan biaya yang tidak sedikit. Tingginya permintaan selama musim Natal membuat harga ternak melonjak drastis. Onoy mengungkapkan fakta mengejutkan mengenai ekonomi lokal di sana.

"Harga satu ekor babi berkisar antara Rp 20 juta hingga Rp 40 juta. Secara umum, seekor babi di Papua jauh lebih mahal daripada seekor sapi di Pulau Jawa. Bahkan, babi ukuran besar bisa setara dengan harga dua ekor sapi."

Hidup dalam Ketidakpastian Keamanan

Di balik kemeriahan Barapen, bayang-bayang konflik dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM) masih menghantui. Kehadiran personel militer yang masif di wilayah perkotaan dan suara tembakan yang kerap terdengar di pinggiran hutan menciptakan atmosfer yang kurang kondusif.

Onoy menggambarkan kondisi psikologis warga dengan getir. "Umumnya di Papua Pegunungan ini, tidak ada rasa nyaman. Kami merasa terjepit oleh situasi," ujarnya.
bob-brewer-tGfB7t4L1JY-unsplash.jpg
Tradisional Papuans Credit: Bob Brewer in unslpash
Tradisi lama seperti berkeliling dari rumah ke rumah atau berkunjung antar desa kini mulai ditinggalkan demi keselamatan. Natal yang seharusnya membawa pesan damai, bagi sebagian warga, justru dirayakan dalam sunyi karena ruang gerak yang terbatasi.

Natal di Kamp Pengungsian

Kondisi paling memprihatinkan terjadi di wilayah seperti Kabupaten Nduga, Pegunungan Bintang, dan Yahukimo. Hingga tahun ini, ribuan warga masih bertahan di kamp-kamp pengungsian akibat konflik yang berkepanjangan.
Onoy Lokobal
Onoy Lokobal, jurnalist for Nokenwene in Jayawijaya, Papua Pegunungan. Credit: Onoy Lokobal
Bagi mereka, Natal dirayakan di dalam tenda darurat dengan fasilitas seadanya. Tidak ada gemerlap lampu hias, yang ada hanyalah doa-doa tulus yang dipanjatkan agar tanah kelahiran mereka segera pulih.

"Doa dari perayaan Natal di pengungsian adalah harapan agar Papua Pegunungan, dan Papua secara umum, segera aman kembali," tutup Onoy.

————
Nurhadi Sucahyo
Dengarkan SBS Indonesian setiap hari Senin, Rabu, Jumat, dan Minggu jam 3 sore.
Ikuti kami di Facebook dan Instagram, serta jangan lewatkan podcast kami.

Share
Follow SBS Indonesian

Download our apps
SBS Audio
SBS On Demand

Listen to our podcasts
Independent news and stories connecting you to life in Australia and Indonesian-speaking Australians.
Ease into the English language and Australian culture. We make learning English convenient, fun and practical.
Get the latest with our exclusive in-language podcasts on your favourite podcast apps.

Watch on SBS
SBS Indonesian News

SBS Indonesian News

Watch it onDemand